KILAS SEJARAH 
MENWA BATALYON A-901/MAYURAJANA – UNIVERSITAS UDAYANA

    Sejarah Menwa Batalyon A-901/Mayurajana Universitas Udayana tidak dapat dipisahkan dengan dirintisnya menwa di Provinsi Bali. Pada tahun 1964, Majelis Mahasiswa Indonesia Komisariat Bali sepakat membentuk Resimen Mahasiswa dan ditunjuk sebagai komandan pada saat itu Wayan Bawa (Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Udayana). Dengan kekuatan personil pada saat itu yang terdapat di Universitas Udayana, Universitas Marhen (Universitas Mahendradata) dan Akademi Koperasi (Akop), diperkirakan berjumlah 500 orang, semua dibagi dalam Batalyon berdasarkan Universitas Negeri (Universitas Udayana) dan Universitas Swasta (Universitas Warmadewa dan Akademi Koperasi).
           Rektor Universitas Udayana pada saat itu, Prof. Dr Ida Bagus Mantra memberikan nama Ugracena untuk Resimen Mahasiswa Bali. Selain dikaitkan sejarah raja-raja di Bali, dimana Udayana adalah Putra Ugracena. Ugracena berasal dari kata “ugra” yang berarti gagah dan “cena” yang berarti prajurit. Jadi Ugracena mempunyai arti “prajurit yang gagah”. Kemudian dipopulerkan dengan Akronim Mahasena.
      Pada Tahun 1966-1970, Resimen Mahasiswa Ugracena beubah nama menjadi satuan Wajib Latih Mahasiswa (Sat Walawa). Pada tahun 1971 Satuan WALAWA kembali menjadi Resimen Mahasiswa Ugracena. Pada Tahun 1976, perintis kebangkitan resimen mahasiswa dilaksanakan oleh Ibrahim R, I Gusti Ayu Ekawati dan Ida Bagus Asmara Putra. Tahun 1981, ditetapkan penggunaaan baret UNGU pada Munas Menwa di cisarua, Bogor, yang mana sebelumnya masing-masing daerah memiliki warna masing-masing. Lambang Ugracena oleh Letkol Chb Reno Engel dan Ibrahim R.
        Pada Tahun 1978, terbentuklah Batalyon A (UNUD) dengan Ketut Nurcahya sebagai Komandan. Kemudian berubah menjadi Batalyon I/PTN pada tahun 1983. Batalyon I/PTN meliputi Universitas Udayana dan STSI. Tahun 1989 terjadi restrukturisasi satuan menwa yang ada di Bali, Batalyon I /PTN berubah nama menjadi Batalyon A-901/Universitas Udayana. Dan tahun 1995, Batalyon A-901/Mayurajana Universitas Udayan. Dengan ditetapkannya tanggal 29 September 1964 sebagai hari jadi Resimen Mahasiswa di Universitas Udayana.
      Mayurajana berasal dari nahasa sanskerta, yang merupakan gabungan kata “mayura” dan “jana”. Mayura yang berarti merak. Dalam falsafah hindu, merak merupakan lambang dari kebijaksanaan. Sedangkan jana berarti laki-laki. Dalam falsafah hindu, jana juga melambangkan seorang ksatria. Jadi mayurajana adalah ksatria yang bijaksana. Nama dan Lambang Batalyon A-901/Mayurajana Universitas Udayana dibuat oleh I Ketut Soma.
            Tahun 2000, terjadi pergolakan di kaca nasional yang disebabkan oleh reformasi, salah satu tuntutannya adalah pembubaran menwa. Hal tersebut juga berdampak sampai di daerah-daerah, tidak terkecuali di Bali. Menwa yang kala itu bernaung dengan kekuatan SKB tiga Menteri yaitu menteri pertahanan, menteri pendidikan nasional, dan menteri dalam negeri. Guna meredam pergolakan tersebut maka dikeluarkan SKB tiga menteri yang lebih dikenal dengan SKB 2000. Dengan adanya SKB 2000 membuat kedudukan menwa lemah di semua daerah dan kampus-kampus.
        Begitu pula terjadi di menwa universitas udayana, tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 merupakan tahun kevakuman menwa universitas udayana. Diakhir penghujung tahun 2012, I Gede D.E Adi Atma Dewantara (mahasiswa fakultas hukum) berinisiatif mengaktifkan kembali Menwa Universitas Udayana. Tahun 2013, I Gede D.E. Adi Atma Dewantara memimpin Menwa Universitas Udayana untuk mengikuti Pendidikan Dasar. Tahun 2014, dilantik I Gede D.E. Adi Atma Dewantara sebagai komandan Batalyon A-901/Mayurajana Universitas Udayana. Pada tahun 2015, dilakukan pengembangan organisasi oleh I Gede D.E Adi Atma Dewantara yang menjadikan Batalyon A-901/Mayurajana Universitas Udayana memiliki 5 kompi (3 kompi utama, 1 kompi bantuan dan 1 kompi markas) serta kestafan yang lengkap.

KILAS SEJARAH MENWA