Mahasiswa Pecinta Alam “Wanaprastha Dharma” (Mapala “WD”) merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang berada di lingkungan Universita Udayana. UKM ini berfokus pada kegiatan kepecintaalaman, dengan tetap mengedepankan tri dharma perguruan tinggi. Salah satu program kerja Mapala “WD” yang berpegang pada teguh pada tri dharma perguruan tinggi adalah Udayana Scientific Excursion. Hal ini sudah diperuntukkan saat program kerja ini pertama kali dibentuk.
Logo Udayana Scientific Excursion 2020
Udayana Scientific Excursion (USE) merupakan perpaduan kegiatan antara petualangan dan penelitian ilmiah dengan hasil berupa jurnal dan dokumentasi yang dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat maupun pemerintah. Program ini sebelumnya telah terlaksana pada tahun 2018 di Bima dan tahun 2019 di Flores. Di tahun 2020 ini, ada 3 bentuk kegiatan ilmiah yang akan dilaksanakan, yaitu studi budaya, pendakian gunung dan susur gua. Namun, dikarenakan adanya wabah pandemi yang tidak memungkinkan untuk berkegiatan ke luar daerah, maka kegiatan Udayana Scientific Excursion dialihkan menjadi kegiatan seminar online atau webinar.
Webinar Udayana Scientific Excursion 2020 dilaksanakan pada Sabtu, 10 Oktober 2020 melalui aplikasi Cisco Webex Meeting serta disiarkan secara langsung di youtube Udayana TV. Webinar ini dibuka untuk umum dan telah diikuti sekitar 200 peserta dari berbagai macam instansi, baik di Bali maupun di luar Bali. Webinar yang memiliki tema “Taman Manusela dalam Bingkai Alam dan Budaya” ini mengundang 3 narasumber yang membahas mengenai rencana kegiatan kami. Adapun 3 narasumber tersebut adalah pihak Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku, pihak Taman Nasional Manusela, dan pihak dari organisasi Acintyacunyata Speleological Club (ASC). Ketiga narasumber membawakan materi yang berbeda-beda terkait dengan rencana kegiatan kami yang harus tertunda ini.
Webinar Udayana Scientific Excursion dimulai pukul 12.30 WITA. Acara dibuka oleh moderator A. A. Ayu Isna Surya Dewi (WD-1937757) yang merupakan anggota aktif di Mapala “WD” Unud. Acara selanjutnya adalah sambutan oleh Bapak Rochtri Agung Bawano S.S., M.Si selaku pembimbing Mapala “WD”, hingga akhirnya dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Udayana yang pada kesempatannya diwakilkan oleh Kepala Biro Kemahasiswaan Universitas Udayana, Bapak I Dewa Gede Oka.
Narasumber pertama yang mengisi sesi webinar adalah pihak dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku, yaitu Ibu Eklevina Eirumkuy, S.S. Beliau merupakan peneliti ahli pertama yang telah meneliti ritual Pataheri yang berada di Suku Nuaulu. Ritual Cidaku atau ritual Pataheri merupakan ritual pendewasaan bagi laki-laki di wilayah Pulau Seram. Sebelumnya ritual ini belum masuk sebagai warisan nilai budaya tak benda, namun sudah diajukan pada tahun 2018 oleh tim Ibu Eklevina. Ini menjadi target kami selanjutnya, karena hampir di setiap suku di Pulau Seram memiliki ritual Cidaku, dan hanya penamaannya saja yang berbeda. Oleh karena itu, ritual Cidaku yang berada di Suku Huaulu menjadi target penelitian kami berikutnya karena menurut informasi yang diberikan Ibu Eklevina, belum ada yang pernah melakukan penelitian ritual Cidaku yang berada di Suku Huaulu.
Balai Pelestarian Nilai Budaya Maluku
Pemaparan materi oleh narasumber kedua diisi oleh pihak dari Taman Nasional Manusela (TNM) Maluku, yaitu Bapak Sugeng Handoyo S. Hut. Beliau merupakan Kepala Seksi PTN Wilayah I Wahai, BTN Manusela. Materi yang dibawakan oleh Bapak Sugeng di antaranya, data jalur di kawasan Gunung Binaiya, potensi alam yang ada di Gunung Binaiya, serta bagaimana hubungan masyarakat yang tinggal di kawasan Taman Nasional Manusela dengan alam sekitarnya. Topik yang diangkat oleh pihak TNM ini sangatlah menarik, karena pembahasan tersebut masuk ke dalam ruang lingkup kami sebagai seorang pecinta alam. Hal ini juga menjadi informasi tambahan bagi kami untuk terus melakukan penelitian ilmiah yang tertuju pada alam. Karena sejatinya, melalui penelitian ilmiah yang dilakukan, dapat turut membantu dalam menjaga kelestarian alam di kawasan Taman Nasional.
Taman Nasional Manusela
Pemaparan materi oleh narasumber terakhir diisi oleh pihak dari organisasi Acintyacunyata Speleological Club (ASC), yaitu A. B. Rodhial Falah atau biasa disapa Mas Abe. Beliau merupakan salah satu anggota ASC yang telah melakukan ekspedisi di gua terdalam di Indonesia dan menjadi orang Indonesia pertama yang berhasil menjajaki gua yang termasuk ke dalam Taman Nasional Manusela. Tidak hanya berbagai pengalaman saat melakukan ekspedisi di Gua Hatusaka, Mas Abe juga membagikan informasi terkait data kawasan karst yang terdapat di wilayah Pulau Seram. Ada banyak kendala yang dihadapi tim ASC saat melakukan ekspedisi, namun hal tersebut dapat menjadi motivasi bagi kami untuk dapat terus melakukan kegiatan alam bebas dalam konteks penelitian ilmiah.
Acintyacunyata Speleological Club (ASC)
Pada sesi terakhir webinar, moderator mempersilahkan pihak Taman Nasional Manusela untuk memberikan closing statement yang dibawakan oleh Bapak Sugeng Handoyo. Beliau menyatakan sangat mengapresiasi kegiatan webinar yang kami selenggarakan karena telah mengangkat tema spesifik mengenai Taman Nasional Manusela. Besar harapan beliau adalah agar Mapala “WD” Unud dapat menindaklanjuti kegiatan eksplorasi yang direncanakan di kawasan Taman Nasional Manusela. Sebagai penutup, diadakan sesi foto bersama antara panitia, narasumber, dan peserta untuk mengakhiri kegiatan webinar Udayana Scientific Excursion 2020.
Foto bersama panitia, peserta, dan narasumber
Penulis: A. A. Ayu Isna Surya Dewi