Untuk mengurangi potensi timbulnya gangguan mental pada masa pandemi ini, hendaknya kita untuk selalu produktif sehingga keseimbangan mental kita bisa terjaga. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka Racana Udayaan - Mahendradatta Universitas Udayana melalui program kerjanya yakni Sharing with Racana Udayana - Mahendradatta (ShawRUM) telah sukses menyelenggarakan kegiatan Forum online yang berbasis Webinar (website seminar) dan talkshow secara online.
Sharing with Racana Udayana - Mahendradatta (ShawRUM) Chapter 1 ini telaksana selama 2 hari yaitu pada tanggal 14 dan 28 Februari 2021. Bertepatan dengan bulan februari yang sering disebut dengan bulan kasih sayang, kegiatan ShawRUM Chapter 1 ini mengangkat Tema “Z Generation Future Plan” dengan garis besar pembicaraan seputar Toxic Relationship.
Untuk kegiatan webinar sendiri berlangsung pada tanggal 14 Februari 2021. Dengan mengangkat subtema “ Menjaga Mental dari Toxic Relationship” , webinar ini diisi oleh dua pemateri sangat paham dengan permasalahan ini dan beliau-beliau ini juga merupakan anak milenial yang berprestasi yaitu pemateri 1 dengan Kak Ni Made Ananda Lestari, kak Nanda merupakan seorang Duta Genre dan pada webinar kali ini ia menjelaskan mengenai “Apa itu Toxic Relationship?” kemudian pemateri kedua ada kak Nidzar Muh. Rafly yang menjelaskan mengenai “Menghindari Toxic Friendship pada Gerakan Pramuka” kak Rafly Merupakan seorang Kabid Kegiatan DKD Bali. Pada acara webinar ini dipandu oleh seorang moderator cantik bernama I Dewa Ayu Srideswari Putri.
Lalu pada tanggal 28 Februari dilanjutkan dengan acara Talkshow Sharing with Racana Udayana - Mahendradatta 2021 Chapter 1 dengan sub temanya yaitu “Hubungan Teknologi, Pandemi dan Toxic Relationship” Acara talksow ini dipandu oleh seorang moderator bernama Desak Made Marysha Dewi. Menyesuaikan dengan point dari subtema yang diangkat acara talkshow ShawRUM 2021 Chapter 1 yaitu Teknologi dan Psikologi, kegiatan ini menghadirkan pembicara dari bidangngnya yaitu kak Hizam Abdillah Baihaki Selaku Enterpreneur Muda sekaligus Runner Up Pertama Mister Teen Bali 2019 yang membahas seputar “Teknologi dan Toxic Relationship”, dan bapak Dr. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, S.Ked, Sp.KJ (K) MARS yang merupakan seorang Dosen Psikiatri dari Universitas Udayana yang membahas seputar “Pengaruh Pandemi terhadap Toxic Relationship”
Kondisi saat ini, memang sangatlah berbeda dengan kondisi seperti biasanya. Kondisi ini terjadi karena adanya pandemi COVID-19 yang bahkan belum pernah terjadi sebelumnya. Langkah yang diambil oleh pemerintah untuk memutus penyebaran COVID-19 yaitu social distancing dan pembatasan sosial berskala besar. Hampir semua orang melakukan kegiatan dari rumah. Mulai dari belajar hingga bekerja dilakukan secara daring, tetapi tidak sedikit juga yang merasa jenuh dengan keadaan seperti saat ini.
“Saya rasa bukan hanya banyak, tapi hampir semua orang tidak suka dengan kondisi pandemi COVID-19 ini, yang dimana situasi ini banyak mempersulit keadaan masyarakat, sulitnya keadaan ini bisa berpengaruh buruk terhadap psikologi masyarakat, yang bisa saja memungkinkan membuat orang melakukan sesuatu kepada orang lain yang merupakan sebuah tindakan Toxic” ujar bapak Aya. Namun pada kenyataannya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka sedang terjebak dalam Toxic relationship. Sehingga, hubungan ini sering kali membuat salah satu pihak merasa tertekan. Inilah mengapa Toxic relationship tidak boleh dibiarkan berlarut - larut.
Toxic Relationship merupakan sebuah hubungan yang harus dijauhi oleh siapapun. Hubungan itu bisa menjadi sebuah hubungan yang Toxic apabila ada orang dalam hubungan itu yang dianggap membahayakan di dalam circle bubungan itu. Tanpa kita sadari orang Toxic itu bisa darimana saja, termasuk dari diri kita sendiri. Oleh karena itu kita perlu mencegah hal itu terjadi pada diri kita.
“Toxic relationship akan menghilang dengan melakukan atau menyibukan diri dengan kegiatan baru. Membimbing teman yang menjadi pelaku Toxic maupun yang terjebak untuk keluar dari lingkaran tersebut.” Kata kak Rafly.
Membuat sebuah hubungan yang sehat memang tidak mudah, perlu adanya interaksi yang baik antar penjalin hubungan. Membuat orang menjadi lebih baik juga tidak mudah, perlu adanya kemauan dari diri orang itu sendiri. Jika kita tidak bisa membuat seseorang sadar bahwa dirinya berperilaku Toxic, dan membuatnya berhenti melakukanya, setidaknya kita bisa mencoba untuk tidak melakukan hal tersebut kepada orang lain seperti yang dikatakan oleh kak Nanda “ Jika tidak mampu menciptakan hubungan yang baik, berarti kita akan memberikan dampak yang buruk bagi orang lain”
Pada masa sekarang ilmu teknologi sudah berkembang pesat, banyak hal bisa dilakukan dengan mudah karena adanya perkembangan teknologi. Teknologi adalah seluruh sarana dan prasarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan untuk kelangsungan dan kenyamanan hidup. Dengan adanya teknologi, semua kegiatan dapat dilakukan secara lebih mudah dan efisien. Teknologi sangat dibutuhkan terutama pada kondisi seperti saat ini. Meskipun sedang terjadi pandemi seperti saat ini, namun kita masih bisa melakukan banyak hal yang positif dan produktif seperti kigiatan webinar dan talkshow ShawRUM 2021 Chapter 1 ini.
Atas dasar itulah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka Racana Udayaan - Mahendradatta Universitas Udayana mengadakan kegiatan ini untuk memberi wawasan kepada peserta mengenai Toxic Relationship dan tetap produktif di masa pandemic ini. Harapanya semoga Kegiatan ShawRUM ini bisa terus berlanjut supaya bisa memberikan wawasan baru kepada orang banyak.