Spesies Alien di Pulau Bali
Penulis : Agil Adi Putri (WD-2038765)
Penulis : Agil Adi Putri (WD-2038765)
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau yangmemiliki keanekaragaman hayati tinggi di dunia. Terdapat flora dan fauna serta kehidupan liaryang terdiri atas 781 spesies reptil, 270 spesies amfibi, dan 515 spesies mamalia serta 25.000 tanaman berbunga di Indonesia, 55% adalah endemik. Oleh karena itu, Indonesia disebut sebagai megabiodiversity country. Hal ini sangat berhubungan serta berperan penting bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Seiring berjalan waktu, banyak terjadi penurunan keanekaragaman hayati di Indonesia yang diakibatkan oleh deforestasi, perburuan illegal, dan adanya spesies invasif. Spesies invasif merupakan salah satu faktor yang sering tidak disadari karena merupakan spesies yang muncul secara sengaja atau tidak yang berasal dari habitat alaminya, memiliki kemampuan untuk membentuk diri sendiri, menyerang, berkompetisi dengan spesies asli, dan bersifat soliter di lingkungan barunya. Spesies ini disebut juga spesies alien karena bersifat asing terhadap suatu kawasan baru. Apabila tidak segera dihentikan, maka spesies asli akan terus mengalami penurunan karena habitanya terus diambil alih oleh spesies invasif. Salah satu tempat persebaran spesies invasif di Indonesia adalah Pulau Bali. Faktor pendukung dari persebaran ini yaitu pendatang domestik maupun warga asing yang membawa spesies lain dan dilepaskanliarkan ke lingkungan sekitar mereka sehingga spesies tersebut beradaptasi dan berkompetisi untuk bertahan hidup. Contohya adalah Boiga dendrophila, yaitu ular berbisa menengah dari suku Colubridae. Ular ini berasal dari Myanmar, Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, Singapura, tetapi banyak ditemukan hutan yang lembab atau dekat sungai dan menjadi invasif bagi ular endemik bali.
Sumber : dokumen pribadi (2019)
Tidak hanya jenis reptil yang sudah menjadi invasif, banyak jenis tumbuhan alien yang tersebar di pulau ini. Saat kegiatan mini tryout divisi hutan gunung Mahasiswa Pecinta Alam “Wanaprastha Dharma” Universitas Udayana, ditemukan tanaman invasif di Gunung Batur. Tumbuhan ini adalah Lantana camara yang berasal dari Amerika Selatan dan Meksiko. Tumbuhan ini invasif karena dapat tumbuh dengan baik di tanah yang kering, miskin hara, dan mudah beregenerasi ketika terjadi kerusakan. Spesies ini bisa menjadi padang semak yang menebal dan dapat merusak vegetasi di Gunung Batur.
Sumber : dokumen pribadi (2020)
- Lantana camara mengandung zat alelopati menurut Agricultural Research Council (1997). Zat ini dapat menghambat pertumbuhan, atau mematikan spesies tumbuhan lainnya. Hal ini sangat mendukung Lantana camara menjadi invasif. Selain itu, tumbuhan ini tidak memiliki musuh alami karena daunnya berbulu, aroma yang tidak disukai hewan, serta batangnya berduri. Biji dan buahnya disukai oleh burung cerukcuk (Pycnonotus goiavier) dan jalak bali (Leucopsar rotschildi) sehingga mempermudah penyebaran benih di kawasan ini. Cara untuk menguranginya adalah dengan pemangkasan. Tumbuhan invasif lainnya di Gunung Batur adalah alang-alang (Imperata cylindrical). Tumbuhan ini cepat tumbuh dan mudah menguasai suatu kawasan. Spesies ini juga menjadi pengganti yang cepat dibandingkan spesies rumput asli suatu tempat dan berpotensi
menggantikan spesies asli yang terdapat di kawasan (Brewer 2008).
Sumber : dokumen pribadi (2020)
Tumbuhan ini berasal dari timur-selatan Mediterania. Rumput jenis ini banyak ditemukan di tanah yang miskin hara. Hidupnya bergerombol agar memudahkan mereka dalam penyebaran benih. Cara pengendaliannya adalah dengan memperbaiki pengolahan tanah, tetapi sulit dilakukan di Gunung Batur karena struktur tanah dan batuan tidak mendukung. Spesies invasif terdapat juga pada perairan yaitu Danau Buyan dan Tamblingan. Kiambang (Pistia stratiotes) dan rumput liar merupakan tanaman pengganggu yang tumbuh subur dan menyebabkan cepatnya pendangkalan danau. Hal ini terjadi karena ketidaktepatan dalam pemanfaatan lahan, limbah domestik , aktivitas budidaya ikan yang dilakukan di danau yang berasal dari sisa pakan ikan, dan sedimentasi danau akibat erosi. Faktor tersebut menyebabkan munculnya nutrient yang berlebihan ke dalam ekosistem air. Aktivitas masyarakat sekitar juga sangat mengancam dan memperburuk kelestarian danau. Kegiatan pertanian sekitar danau mendukung juga, karena pupuk yang residunya masuk ke danau dapat meningkatkan kandungan unsur hara air sehingga menyebabkan eutrofikasi. Eutrofikasi atau blooming adalah proses suatu tumbuhan tumbuh dengan sangat cepat dibandingkan pertumbuhan yang normal. Hal ini yang menyebabkan subur dan cepatnya pertumbuhan Kiambang (Pistia stratiotes) dan rumput liar.
Spesies invasif lain yang terdapat pada danau ini adalah ikan zebra (Brachydanio rerio). Ikan ini berasal dari Amerika Selatan. Ikan zebra memiliki garis hitam putih di bagian tubuhnya. Pada saat bereproduksi, ikan ini dapat menghasilkan 100-150 butir telur. Dalam 10 tahun terakhir, ikan zebra berkembang dengan pesat dan menjadi dominan. Apabila ikan ini sudah dominan, maka ikan zebra akan cenderung menjadi spesies pengganggu bagi ikan lainnya dan menyebabkan ikan lain yang cukup ekonomis bagi masyarakat sekitar menjadi langka. Hal ini sangat merugikan dan meresahkan masyarakat sekitar danau dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Cara untuk mengurangi populasi ikan zebra adalah dengan penangkapan secara berkelanjutan.
Dapat disimpulkan bahwa di Pulau Bali banyak sekali spesies invasif atau alien yang sudah menjadi permasalahan keseimbangan ekosistem seperti contoh yang sudah terpapar di atas. Keberadaan spesies invasif kebanyakan hidup bergerombol mengakibatkan mudah mendominasi dan resisten terhadap kondisi lingkungan tempat tumbuhnya serta memudahkannya dalam menginvasi spesies tumbuhan yang berada di sekitarnya. Menjaga keberadaan spesies endemik merupakan hal yang sudah seharusnya dilakukan agar tidak merugikan diri sendiri dan keseimbangan ekosistem. Tidak melepasliarkan spesies daerah lain menuju kawasan baru, pembangunan sesuai kaidah lingkungan, serta pembuangan limbah sesuai tempatnya dapat membantu dalam mengurangi dan mengatasi spesies alien yang sudah ada di Pulau Bali.
Spesies invasif lain yang terdapat pada danau ini adalah ikan zebra (Brachydanio rerio). Ikan ini berasal dari Amerika Selatan. Ikan zebra memiliki garis hitam putih di bagian tubuhnya. Pada saat bereproduksi, ikan ini dapat menghasilkan 100-150 butir telur. Dalam 10 tahun terakhir, ikan zebra berkembang dengan pesat dan menjadi dominan. Apabila ikan ini sudah dominan, maka ikan zebra akan cenderung menjadi spesies pengganggu bagi ikan lainnya dan menyebabkan ikan lain yang cukup ekonomis bagi masyarakat sekitar menjadi langka. Hal ini sangat merugikan dan meresahkan masyarakat sekitar danau dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Cara untuk mengurangi populasi ikan zebra adalah dengan penangkapan secara berkelanjutan.
Dapat disimpulkan bahwa di Pulau Bali banyak sekali spesies invasif atau alien yang sudah menjadi permasalahan keseimbangan ekosistem seperti contoh yang sudah terpapar di atas. Keberadaan spesies invasif kebanyakan hidup bergerombol mengakibatkan mudah mendominasi dan resisten terhadap kondisi lingkungan tempat tumbuhnya serta memudahkannya dalam menginvasi spesies tumbuhan yang berada di sekitarnya. Menjaga keberadaan spesies endemik merupakan hal yang sudah seharusnya dilakukan agar tidak merugikan diri sendiri dan keseimbangan ekosistem. Tidak melepasliarkan spesies daerah lain menuju kawasan baru, pembangunan sesuai kaidah lingkungan, serta pembuangan limbah sesuai tempatnya dapat membantu dalam mengurangi dan mengatasi spesies alien yang sudah ada di Pulau Bali.