Menwa Ugraçena Sosialisasikan Penggunaan Masker di Kawasan Bali Barat-Utara

Jembrana (Atnews) - Situasi Pandemi Covid-19 yang tak kunjung pulih dan kurangnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan protokol kesehatan membuat Menwa Ugraçena merasa terpanggil untuk ikut terjun langsung di masyarakat. 

Sosialisasi penggunaan masker menjadi salah satu hal penting saat ini. Kali ini Menwa Ugraçena menyasar para wisatawan, pedagang maupun warga di sekitaran Pura Sambut Siwi, Jembrana pada Kamis. (5/11)

"Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat mengingat penggunaan masker merupakan salah satu cara efektif mengurangi resiko penularan Covid-19", Ujar Komandan Menwa Ugraçena Yon A-901/Mayurajana Universitas Udayana (Unud), Mumtazah Mardliyah.

Selain sebagai tujuan wisata rohani, Pura 
yang terletak sekitar 17 km sebelah Timur kota Negara dan di pinggir Jalan Raya Utama Denpasar – Gilimanuk seringkali banyak warga Hindu berhenti sebentar untuk bersembahyang memohon keselamatan dalam perjalanan.

Pura ini di beri nama Pura Rambut Siwi, karena konon katanya ketika Dang Hyang Nirartha atau Dang Hyang Dwijendra (seorang nabi Hindu) melakukan perjalanan melalui pura ini, beliau bertemu dengan seorang tukang sapu.

Tukang sapu tersebut berbicara kepada Danghyang Dwijendra untuk sudi mampir dan melakukan ritual doa di dalam pura tersebut karena daerah Parahyangan yang dilalui adalah tempat yang angker dan keramat sehingga barang siapa melewati daerah tersebut namun tidak bersembahyang, maka akan diterkam harimau.

Akhirnya Danghyang Dwijendra melakukan yoga di pura tersebut, namun ketika beliau melakukan yoga, tiba-tiba Gedong pelinggih tersebut roboh. Melihat hal tersebut, beliaupun bersabda akan mengembalikan bangunan tersebut seperti sedia kala. Kemudian beliau mencabut sehelai rambutnya dan diberikan kepada si tukang sapu untuk diletakkan pada pelinggih tersebut dan disiwi (disembahyangi) agar semua sejahtera dan selamat.

Sementara itu Ketua Korps Menwa Indonesia (KMI) Badung, I Putu Krisna Adigunartha menjelaskan tidak hanya di Pura Rambut Siwi, rombongannya juga melakukan sosialisasi penggunaan masker di Pura Agung Pulaki, Buleleng. 

"Menariknya di tempat ini kami bertemu dengan para anak-anak sekolah dasar yang mengabdikan dirinya untuk ngayah membantu mengusir kera yang mengganggu orang-orang ketika beryadnya di pura tersebut", ungkapnya. 

Melihat hal itu, pihaknya juga memberi pakaian adat kepada anak-anak yang tanpa pamrih mengabdi di pura tersebut. 

Pura Agung Pulaki Buleleng merupakan salah satu Pura terbesar di Bali Utara.
Sejarah Pura Pulaki memang tak bisa dijelaskan secara tepat. Namun sejarah pura itu setidaknya bisa dirunut dari zaman prasejarah. Biasanya dibuat tempat pemujaan berundak-undak dengan makna semakin tinggi undakannya, maka nilai kesuciannya semakin tinggi. Maka dapat diduga latar belakang pendirian Pura Pulaki awalnya berkaitan dengan sarana pemujaan masyarakat prasejarah yang berbentuk bangunan berundak.

Putu Krisna menambahkan tak ketinggalan ketika rombongannya singgah di salah satu SPBU di sekitaran Gerogak Buleleng pihaknya juga melakukan sosialisasi penggunaan masker karena melihat banyaknya warga yang tidak menggunakan masker. 

Tentunya pihaknya berharap kegiatan bakti sosial ini akan dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan.

Kegiatan ini dapat terlaksana berkat kerjasama dengan Gugus Kebangsaan Provinsi Bali diantaranya Monumen Perjuangan Bangsal, DHD Angkatan 45 Provinsi Bali, Korps Menwa Indonesia Provinsi Bali, Media Pers Online Atnews, Menwa Ugraçena Batalyon B-920/Jayastambha Universitas Pendidikan Ganesha dan Racana Udayana Mahendradatta.(WM)