Untuk meningkatkan dan mematik kembali budaya literasi serta memperkuat militansi sebagai Hindu, Senin, (4/3) Forum Persaudaraan Mahasiswa Hindu Dharma Universitas Udayana (FPMHD-Unud) mengadakan Bedah Buku & Diskusi "Mencari Bali Yang Berubah" bertempat di Sekretariat FPMHD-Unud, Jalan SMA 3 Gang III No.20 C, Denpasar yang di moderatori oleh Made Adi Rama Ardita.
“Tidak keliru jika ada yang berpendapat, Bali adalah sebuah laboratorium hidup untuk mempelajari apa saja yang berubah di dunia ini, dan apa pula yang bertahan. Kadang sebuah wilayah sangat cepat berubah, tapi ada wilayah-wilayah dengan perubahan yang sangat lamban. Namun di Bali, rata-rata orang tahu, hampir semua wilayah berubah begitu cepat.” (Suryawan, I Ngurah. Mencari Bali yang Berubah, Yogyakarta: BASABASI, 2018). Terlalu egois untuk menjadi etnosentrisme di tengah kemajemukan yang menjadi nadi Indonesia. Penerapan Tat Twam Asi yang dalam filosofinya berarti Aku Adalah Kamu, Kamu Adalah Aku dapat menjadi solusi jitu untuk menghadapi permasalahan lintas budaya yang dialami Indonesia.
“Selama ini, masyarakat Bali pada umumnya dan bahkan budayawan dan pakar-pakar terkait terlalu terbenam pada konsep lama kebudayaan, yakni kebudayaan sebagai pedoman, panutan dan norma sehingga menganggap masyarakat pendukung kebudayaan ada dan hidup dibatasi oleh nilai-nilai budaya tersebut” ujar I Ngurah Suryawan selaku narasumber mematik sumbu diskusi yang dikutip dari (Bagus, 2001: Atmaja, 2018:47). Kebudayaan mencekoki setiap sendi kehidupan orang Bali, orang Bali yang melawan arus akan dianggap berbeda dan salah. Inilah pentingnya untuk bercermin dari budaya lain. “Mau ngga orang Bali berbeda dengan tradisinya?” tantang Bli Ngurah, sapaan akrabnya mengakhiri diskusi.