Pada sekitar tahun 1960, perkembangan panjat tebing di Indonesia dimulai, dimana Tebing 48 di Citatah, Bandung. Mulai dipakai sebagai ajang Latihan oleh pasukan TNI AD. Tahun 1976, merupakan awal mula panjat tebing modern di Indonesia di mulai, yaitu Ketika Harry Suliztiarto mulai berlatih memanjat di Tebing Citatah, Bandung dan diteruskan dengan mendirikan Sekolah Panjat Tebing (skygers) Bersama tiga orang rekannya, Heri Hermanu, Dedy Hikmat dan AgusR, pada tahun 1977.
Panjat Tebing atau istilah asingnya dikenal dengan rock climbing, merupakan sebuah aktivitas dimana seseorang memanjat, turun atau melintasi formasi batuan alami atau dinding batu buatan, yang secara fisik dan mental menuntut kekuatan, ketahanan, kelincahan, dan keseimbangan dengan control mental. Tujuannya adalah untuk mencapai puncak formasi atau titik akhir dari rute yang biasanya ditentukan sebelumnya tanpa jatuh. Selain itu, bagi sebagian orang kegiatan panjat tebing dilakukan untuk suatu ekspedisi, mengukir prestasi dan juga rekreasi. Panjat Tebing umumnya dibedakan dengan penggunaan tangan yang terus-menerus untuk mendukung bobot pemanjat dan juga untuk memberi keseimbangan.
Secara umum panjat tebing di Indonesia sendiri dibagi menjadi dua bagian yaitu tebing alam dan tebing buatan. Tebing alam ini yang sering digunakan para pegiat panjat tebing untuk dijadikan sarana latihan untuk melatih fisik dan mental. Panjat tebing alam di pulau bali bisa dijumpai di daerah Songan B, Kintamani, Bali, dengan batuan andesitnya. sedangkan panjat tebing buatan ini ialah panjat tebing yang dilakukan di dinding buatan.
Pada dasarnya pemanjat tebing pemula harus megetahui alat-alat panjat tebing dan teknik-teknik dasar pemasangan alat-alat panjat untuk menghindari kecelakaan namun beberapa kasus kecelakaan yang terjadi karena kelengahan dan kurang mengetahui atau lupa tentang teknik dasar pemasangan alat panjat tebing sehingga dapat terjadinya kecelakaan dalam berkegiatan panjat tebing.
Dalam perkembangannya, panjat tebing kini dijadikan sebagai event tahunan seperti pengibaran bendera dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Tebing Sepikul yang terletak di desa Watuagung kecamatan Watulimo, Trenggalek, Jawa Timur selalu menjadi tempat untuk melakukan pengibaran bendera oleh para pemanjat tebing maupun organisasi kepencintaalaman. Tebing yang memiliki ketinggian kurang lebih 450 meter ini, menjadi favorit dikarenakan tebing ini merupakan tebing alami batuan andesit yang cukup untuk para pemula dan memiliki banyak pengaman-pengaman buatan. Pengibaran bendera merah putih di tebing Sepikul dilakukan pada ketinggian kurang lebih 230 meter karena, pada ketinggian tersebut terdapat sebuah teras yang menjadi tempat yang sangat ideal untuk melakukan pengibaran bendera.