Penulis : Adinda Sanita Putri Khinari dan Agil Adi Putri
Pelatihan Tingkat Dasar (PTD) Angkatan XXXIX Mahasiswa Pecinta Alam “Wanaprastha Dharma” Universitas Udayana (Mapala “WD” Unud) dilaksanakan dengan tujuan untuk merekrut anggota baru melalui berbagai ilmu dan pengetahuan dasar bagi peserta sebelum melakukan kegiatan di alam bebas. Sejak bulan September, PTD Angkatan XXXIX ini resmi dibuka dan telah melaksanakan beberapa kegiatan, dimulai dari materi kelas hingga praktik lapangan. Pada pertengahan bulan September, peserta PTD Angkatan XXXIX telah mengikuti pratik lapangan 1 berupa seminar lingkungan hidup yang dilakukan secara daring. Namun, kegiatan pada praktik lapangan 2 yang dilaksanakan pada Sabtu dan Minggu, 2-3 Oktober 2021 dilakukan secara luring dengan menerapkan protokol kesehatan yang lengkap.
Praktik Lapangan 2 merupakan kegiatan pelatihan survival yang dilaksanakan di Desa Adat Kampial, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Materi yang disampaikan ke peserta meliputi 3 poin utama yaitu penanganan ular dan gigitannya, praktik pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK), serta praktik survival. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 66 orang yang terbagi atas 2 hari kedatangan. Satu hari peserta dibagi atas 2 kloter yang masing-masing terdiri atas 15-16 peserta. Dalam satu kloter, peserta terbagi lagi atas 4 kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang. Empat kelompok tersebut secara bergantian datang ke pos materi sehingga tidak terjadi kerumuman dan penumpukkan peserta. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19 walaupun kegiatan harus dilakukan secara tatap muka.
Panitia mengecek suhu peserta
Peserta mencuci tangan sebelum memasuki area kegiatan
Sebelum melaksanakan kegiatan, peserta dicek suhu oleh panitia agar dapat memastikan bahwa kondisi peserta aman untuk mengikuti kegiatan ini. Seluruh peserta menggunakan masker saat berkegiatan dan mencuci tangan sebelum memasuki area kegiatan. Pos pertama yang didapatkan untuk masing-masing kloter yaitu materi penanganan ular dan gigitannya serta PPPK. Sebelum masuk ke materi penanganan ular dan gigitannya, peserta mendapatkan materi berupa pembuatan simpul. Pembuatan simpul ini akan digunakan saat praktik pada pos PPPK.
Pemateri memberikan materi mengenai pembuatan simpul untuk tandu
Peserta praktik membuat simpul
Pada pos penanganan ular dan gigitannya, materi difokuskan pada ular sebagai salah satu hewan berbisa yang ada di alam bebas. Materi disampaikan oleh Widya Sarpa Snake Rescue yang memberikan materi terkait jenis-jenis ular, ciri-ciri ular tidak berbisa, berbisa sedang, dan berbisa tinggi, handling ular, penanganan terlilit ular, dan penanganan gigitan ular. Selain mendapatkan materi, peserta juga antusias untuk mencoba praktik handling ular, menangani tubuh saat terlilit ular, dan praktik imobilisasi setelah tergigit ular.
Peserta praktik penanganan terlilit ular
Peserta praktik imobilisasi pada kondisi setelah tergigit ular
Pemateri memberikan materi PPPK mengenai penanganan patah tulang serta pembuatan tandu
Pada pos PPPK, peserta PTD Angkatan XXXIX diberikan materi mengenai perbedaan primary dan secondary care pada EFR, penilaian derajat kesadaran (GCS), penanganan luka dan patah tulang, serta pembuatan tandu. Setelah materi disampaikan, mereka berkesempatan untuk praktik membuat tandu sederhana dari bambu dan tali pramuka dan praktik penanganan patah tulang menggunakan bidai dan mitela sebagai alat penanganan yang diperlukan.
Peserta praktik membuat tandu
. Peserta praktik penanganan patah tulang
Peserta praktik mengangkat korban ke tandu yang telah dibuat
Pemateri memberikan materi mengenai survival
Peserta yang telah mendapatkan materi dan melakukan praktik pada kedua pos diatas melanjutkan kegiatan ke pos praktik survival. Pada pos ini, peserta PTD Angkatan XXXIX mendapatkan materi survival mengenai pembuatan bivak serta sinyal saat dalam kondisi survival. Mereka melakukan praktik pembuaan shelter dan sinyal setelah mendapatkan materi ini. Bivak dibuat menggunakan jas hujan ponco dan memanfaatkan ranting serta daun kering yang ada pada area sekitar pos.
Peserta praktik membuat bivak
Sementara itu, peserta diminta untuk membuat sinyal berupa api unggun di depan shelter masing-masing kelompok. Hal ini dtujukan untuk memberikan pengetahuan dasar kepada peserta mengenai apa saja yang harus dilakukan saat berada dalam situasi survival yaitu membuat tempat perlindungan diri serta membuat sinyal supaya datang pertolongan. Tidak hanya itu, dalam kodisi survival nutrisi harus terpenuhi. Peserta setiap kelompok juga mencari makanan yang tersedia pada area survival dan memasak menggunakan api yang telah mereka buat.
Peserta praktik membuat sinyal
Peserta PTD Angkatan XXXIX yang telah mendapatkan materi dari tiga pos kembali ke titik kumpul awal untuk istirahat, makan siang, menulis diary terkait pesan dan kesan yang ingin disampaikan selama kegiatan berlangsung, dan peserta mendpatkan sertifikat kegiatan.