Penelusuran gua bukan sekadar petualangan di dalam tanah, melainkan perjalanan mendalam yang mengungkap keindahan dan keunikan ekosistem bawah tanah. Kegiatan speleologi adalah suatu bentuk penjelajahan dan penelitian ilmiah yang terfokus pada gua dan lingkungan bawah tanah. Saat kita menelusuri gua, kita tidak hanya mengeksplorasi labirin batu dan gelap yang misterius, tetapi juga merenung pada kehidupan yang tersembunyi di dalamnya.
Speleologi melibatkan para penelusur gua, atau speleolog, yang secara aktif mengeksplorasi, memetakan, dan memahami struktur gua, serta mengkaji kehidupan yang ada di dalamnya. Kegiatan speleologi ini tidak hanya memuaskan rasa ingin tahu manusia, tetapi juga menjadi jendela ajaib yang membuka wawasan kita terhadap kehidupan mikro yang berkembang di dalam gua, serta formasi mineral yang langka dan cantik. Tujuan utama penelusuran gua adalah untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang formasi geologis gua, keanekaragaman hayati yang hidup di dalamnya, dan peran gua dalam siklus air dan lingkungan secara keseluruhan.
Kegiatan penelusuran gua pada Mini tryout Masa Bimbingan Pelatihan Tingkat Dasar (PTD) XLI Mahasiswa Pencinta Alam "Wanaprastha Dharma" Udayana (Mapala "WD" Unud) diikuti oleh empat Calon Anggota (CA) Nadila Pramesty CA-2342034, Eka Maya Febrian Maharani CA- 2341028, Anugerah Banyu Bela Justitia CA-2341015, dan Faiz Rizieq Thoyib CA-2341014. Kemudian didampingi oleh dua instruktur dari anggota Mapala “WD” Unud yakni Diyan Ayu Wijayanti WD-2239778 dan Irfan Maulana Azizy WD-2239768 serta 1 orang support I Ketut Dedy Rustyawan CA-2341017. Mini tryout dilakukan selama 3 hari pada tanggal 18 Januari hingga 20 Januari 2024 yang berlokasi di Gua Gong 2, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung dan Jembatan Nusa Dua, Benoa, Kuta Selatan, Badung, Bali.
Di hari pertama CA melakukan praktik Single Rope Technique (SRT) tepatnya di Jembatan Nusa Dua, Benoa, Kuta Selatan, Badung, Bali. Sebelum melakukan kegiatan SRT di jembatan ini, tentunya para CA sudah melakukan simulasi dan persiapan yang matang. Dalam perjalanan ini, teknik single rope menjadi sekutu setia yang membantu memberikan gambaran kita dalam mengarungi tebing-tebing curam dan dinding pada gua vertikal dengan penuh ketelitian. Dengan tali tunggal yang terampil dikelola, kita dapat turun dan naik dengan penuh kendali, seolah-olah menyusuri jantung bumi sendiri.
Gambar 1. Anugerah Banyu Bela Justitia (CA-2341015)
sedang melakukan praktik SRT
Di hari kedua CA melakukan penelusuran gua horizontal di Gua Gong 2 Jimbaran. CA melakukan penelusuran untuk menentukan titik stasioner serta pendataan flora, fauna, dan ornamen gua.
Gambar 2. Faiz Rizieq Thoyib (CA-2341014)
sedang menentukan titik stasioner
Saat tim mulai memasuki mulut gua tepatnya di stasiun 3 hingga 4 tim menemukan beberapa ornamen gua diantaranya Shawl, Dripstone, dan Marble. Tim sempat terdiam sejenak kagum mengamati ornamen dalam gua, khususnya bagi CA yang baru pertama kali melihat ornamen secara langsung.
Gambar 4. Dripstone
Gambar 5. Marble
Saat tim sedang menentukan titik stasioner dan menelusuri lorong-lorong gua yang semakin ke dalam semakin gelap gulita, pada stasiun 8 tim mulai menemukan fauna gua seperti kecoa di selah-selah batuan karst.
Gambar 6. Kecoa di selah-selah batuan karst
Belum jauh dari stasiun 8 pada stasiun 9 tim kembali menemukan fauna gua berupa ular tikus yang sedang hibernasi dalam rongga-rongga batuan karst. Situasi menjadi lebih menegangkan karena dua orang CA sebelumnya tidak menyadari bahwa di lorong yang mereka lewati sebelumnya terdapat ular tikus tersebut. Walaupun ular tikus tergolong jenis ular yang tidak berbisa, tim tetap melakukan prosedur keselamatan dengan menganggap bahwa ular tersebut berbisa sebagai bentuk pelatihan penerapan prosedur keselamatan dalam penelusuran gua.
Gambar 7. Ular Tikus dalam rongga-rongga batu karst
Setelah tim selesai melakukan penelusuran dan juga penentuan titik stasioner. Tim kemudian keluar dari dalam gua dan melakukan pendataan flora fauna di sekitar gua. Tim menemukan banyak tumbuhan Waru Landak yang tumbuh di sekitar mulut Gua Gong 2. Waru Landak berasal dari Tiongkok tanaman ini tumbuh sepanjang tahun. Dapat dikatakan tanaman Waru Landak merupakan tanaman multiguna sebagai tanaman hias karena memiliki bunga yang indah saat tumbuh, dipercaya sebagai tanaman obat pada zaman dahulu, dan tanaman penghasil serat.
Gambar 8. Waru Landak
Saat tengah mengamati sekitaran gua, Nadila Pramesty CA-2341034 tidak sengaja melihat tumbuhan yang berada di atas batuan gua. Setelah diidentifikasi tumbuhan tersebut adalah Almedro dipterixy oleifera.
Gambar 9. Almendro dipteryx oleifera
Tim juga menemukan tanaman Balakacida saat tengah mendokumentasikan laba-laba yang hinggap pada tanaman tersebut. Di Indonesia sendiri sebagian masyarakat meyakini bahwa tanaman balakacida dapat digunakan sebagai obat alami untuk mengatasi diare, caranya dengan merebus daun tanaman tersebut, kemudian diambil dan diminum air rebusannya.
Gambar 10. Balakacida
(Chromolaena odorata (L) R.M King & H.Rob)t)
Pada hari ketiga yakni hari terakhir CA melakukan pemetaan gua horizontal di Gua Gong 2 Jimbaran. CA berkumpul di BNI rektorat Universitas udayana jam 07.00 pagi untuk briefing kemudian pergi ke lokasi pemetaan gua horizontal yakni di Gua Gong 2 Jimbaran. Setelah sampai jam 08:00 CA melakukan pemanasan kemudian mulai melakukan pemetaan gua. Kegiatan pemetaan dilakukan oleh 4 orang CA dengan pembagian tugas yaitu Anugerah Banyu Bela Justitia (CA-2341015) sebagai leader bertugas sebagai memimpin tim dan membantu deskriptor, Nadila Pramesty (CA-2341020) sebagai shooter membawa alat klinometer, kompas dan meteran dengan tugas sebagai pembaca alat-alat ukur, Eka Maya Febrian Maharani (CA-2341028) sebagai stasioner dengan tugas sebagai titik acuan tembak dari shooter dan mencatat data yang diperoleh dari shooter, Faiz Rizieq Thoyib (CA-2341014) sebagai deskriptor bertugas mencatat data-data gua secara rinci, yang nantinya data-data ini dapat digunakan untuk membuat peta gua. Langkah pertama pada pemetaan gua adalah leader masuk ke dalam gua untuk memimpin dan memberikan arahan atau petunjuk kepada tim khususnya stasioner mengenai titik-titik stasioner yang sudah ditentukan di hari sebelumnya.
Gambar 11. Anugerah Banyu Bela Justitia (CA-2341015)
sedang memimpin proses pemetaan
Setelah tugas leader selesai dalam memberikan arahan letak titik stasioner. Anggota tim yang bertugas sebagai stasioner atau titik acuan tembak dari shooter mulai menempati titik stasioner dan dilarang banyak bergerak dan kemudian mencatat data dari shooter.
Gambar 12. Eka Maya Febrian Maharani (CA-2341028)
sedang mencatat data dari shooter
Setelah tim yang bertugas sebagai stasioner sudah pada tempatnya shooter mulai melakukan pengukuran menggunakan klinometer, kompas, dan juga meteran kemudian menyebutkan masing-masing hasil dari pengukuran tersebut untuk dicatat oleh stasioner.
Gambar 13. Nadila Pramesty (CA-2341020)
Sedang membaca klinometer
Kemudian selanjutnya deskriptor bertugas untuk mendeskripsikan kondisi dalam gua mulai dari letak ornamen gua, letak fauna, bentuk gua dan lain sebagainya. Dalam beberapa kondisi mendesak tertentu misalnya, pada saat leader berada di depan dan tidak memungkinkan untuk kembali keluar dari lorong gua yang sempit deskriptor juga membantu shooter melakukan pengukuran.
Gambar 14. Rizieq Thoyib (CA-2341014)
Sedang mendeskripsikan dan mencatat data-data gua
Mini Tryout Susur Gua ini memberikan banyak pengalaman baru bagi CA. Mulai dari praktik SRT yang mengajarkan CA untuk dapat mengalahkan ketakutan dan keraguan diri. Penelusuran gua mengubah cara pandang CA yang sebelumnya memandang gua adalah tempat yang menyeramkan menjadi sebuah tempat yang sunyi, tenang, dengan berbagai keindahan dan kejutan yang tersembunyi di balik kegelapan. Hal ini dapat membantu CA untuk mengembangkan keterampilan dan keberanian dalam menghadapi tantangan baru di masa depan.