Langkah Awal Membentuk Generasi Pecinta Alam

Pelatihan Tingkat Dasar (PTD) merupakan program pembinaan awal yang dirancang untuk membentuk pribadi tangguh, berjiwa petualang, dan peduli terhadap alam. Program ini adalah bagian dari rutinitas tahunan Mapala "Wanaprastha Dharma" Universitas Udayana untuk mencetak generasi baru yang akan melanjutkan roda organisasi. Sabtu, 31 Agustus 2024, menjadi momentum bagi mahasiswa dari berbagai fakultas Universitas Udayana yang berkumpul di Aula Student Center untuk mengikuti Pembukaan Pelatihan Tingkat Dasar (PTD) XLII Mapala "Wanaprastha Dharma". Dengan semangat membara, mereka siap memulai perjalanan menuju pembentukan pribadi tangguh yang peduli terhadap alam. Upacara pembukaan merupakan rangkaian pertama dalam Pelatihan Tingkat Dasar (PTD) XLII Mapala "Wanaprastha Dharma" Universitas Udayana. Kegiatan ini menandai dimulainya seluruh proses pelatihan dengan suasana penuh semangat dan harapan. Dalam upacara ini, simbolis penyerahan kurikulum dari Ketua Umum Mapala "Wanaprastha Dharma" Irfan Maulana Azizy (WD-2239768) kepada Ketua Panitia Made Melinda Subakti (WD-2340779), mencerminkan peralihan tanggung jawab pelaksanaan pelatihan. Peserta juga diperkenalkan dengan visi, misi, dan nilai-nilai organisasi, serta diberikan pemaparan mengenai agenda kegiatan pelatihan. Sesi ini diakhiri dengan materi pengenalan organisasi dan ekologi untuk mempersiapkan peserta dalam memahami tanggung jawab mereka terhadap alam.
Aksi Bersih Bersih di Pantai Mertasari
Pada Minggu, 8 September 2024, peserta PTD XLII melaksanakan Praktik Lapangan 1 di Pantai Mertasari, Denpasar. Kegiatan ini berupa aksi bersih-bersih pantai yang diawali dengan pemaparan materi tentang ekosistem pesisir pantai dan pemilahan sampah. Para peserta belajar mengenai jenis-jenis sampah, seperti organik, anorganik, dan residu, serta pentingnya proses daur ulang untuk menjaga kelestarian lingkungan. Setelah pembekalan materi, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok dan mulai membersihkan pantai. Sampah yang berhasil dikumpulkan dipilah dan dikirim ke TPS 3R Sekar Tanjung untuk diolah lebih lanjut. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran peserta terhadap pentingnya kebersihan lingkungan, tetapi juga memberikan pengalaman langsung tentang perlindungan ekosistem pesisir.
Survival di Alam Bebas
Pada Minggu, 22 September 2024, peserta melanjutkan pelatihan dengan Praktik Lapangan 2 di Goa Tegeh, Jimbaran. Fokus kegiatan ini adalah pembelajaran ilmu survival di alam bebas, meliputi penanganan ular, pertolongan pertama gawat darurat, serta pembuatan bivak, api, dan sinyal SOS. Ilmu survival diawali dengan pengenalan ular oleh Minpro Satwa Liar Rothschildi dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Peserta mempelajari cara menangani gigitan ular berbisa dan tidak berbisa, termasuk demonstrasi langsung. Selain itu, mereka juga berlatih pertolongan pertama, seperti penanganan pendarahan, patah tulang, dan evakuasi menggunakan tandu. Pada sesi pembuatan bivak dan api, peserta mempraktikkan cara memilih lokasi bivak, merancang tempat perlindungan, dan membuat api untuk memasak serta sinyal SOS. Pelatihan ini mengajarkan pentingnya keterampilan dasar untuk bertahan hidup di alam liar.
Mengasah Keterampilan dan Mental
Minggu, 13 Oktober 2024, menjadi momentum penting sebelum para peserta menghadapi ujian akhir di Adventure Training Camp. Praktik Lapangan 3 kembali diadakan di Goa Tegeh, dengan fokus pada lima pos: simpul, navigasi darat, prusiking, rappelling, dan panjat tebing. Peserta mempraktikkan berbagai jenis simpul tali, navigasi dengan peta dan kompas, serta teknik naik turun tali menggunakan alat khusus. Di pos rappelling dan panjat tebing, peserta belajar teknik turun tebing dengan aman dan memanjat menggunakan sistem top rope. Kegiatan ini tidak hanya menguji kemampuan teknis tetapi juga membangun kerja sama tim, disiplin, dan keberanian.
Pembentukan Fisik dan Mental
Adventure Training Camp merupakan puncak dari seluruh rangkaian pelatihan. Pada 19 November 2024, peserta memulai kegiatan dengan karantina di Aula Student Center Universitas Udayana. Setelah pengecekan perlengkapan dan briefing, mereka berangkat menuju Desa Senganan untuk memulai perjalanan. Kegiatan di ATC meliputi pendirian camp, praktik Keselamatan dan Kesehatan Perjalanan (KKP), serta survival dengan membuat bivak alam. Peserta juga menjalani simulasi penanganan cedera di alam bebas dan melintasi jalur berat dengan cuaca yang menantang. Pada malam terakhir, acara ramah tamah dan megibung diadakan untuk mempererat hubungan antar anggota dan calon anggota.
Puncak ATC berlangsung pada 23 November 2024, ketika peserta mengikuti upacara pembaptisan di rawa laut. Mereka dipandu menuju lokasi pembaptisan dan diberi nama lapangan sebagai simbol pengakuan resmi sebagai calon anggota Mapala "Wanaprastha Dharma". Upacara ditutup dengan penyematan nomor peserta oleh pembina upacara. Hingga di tahap ini, sebanyak 30 orang peserta telah lolos untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya sebelum menjadi Anggota Mapala “Wanaprastha Dharma” Universitas Udayana.
Perjalanan PTD XLII hingga ATC menjadi pengalaman berharga bagi para peserta. Rangkaian kegiatan ini membentuk pribadi yang tangguh, peduli terhadap lingkungan, dan memiliki keterampilan teknis untuk bertualang di alam bebas. Dengan semangat yang telah terasah, mereka siap melanjutkan estafet perjuangan Mapala "Wanaprastha Dharma" Universitas Udayana dalam melestarikan alam dan menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan.