National Avicena Competition 2025: Ajang Kompetisi Ilmiah Berskala Nasional
        National Avicena Competition (NAC) merupakan salah satu program kerja tahunan dari Bidang Pendidikan, Pengembangan SDM, dan Organisasi, Himpunan Mahasiswa Farmasi (Himafarma), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Udayana. NAC hadir sebagai ajang perlombaan ilmiah berskala nasional yang dilaksanakan secara daring. Pada tahun ini, NAC mengusung tema “Implementing Personalized Medicine in Global Healthcare System: Adjusting Therapy Based on Generic Profiles”. Tema tersebut diangkat sebagai bentuk respons terhadap perkembangan teknologi sequencing yang membuka peluang lebih luas dalam praktik personalized medicine, yaitu praktik medikasi menggunakan profil genetik individu. NAC 2025 diharapkan menjadi wadah bagi siswa dan mahasiswa seluruh Indonesia untuk meningkatkan kemampuan menulis secara ilmiah, serta meningkatkan kualitas intelektual, kreativitas, dan cara berpikir kritis. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi sarana strategis untuk memperkenalkan Program Studi Farmasi Universitas Udayana dan mempersiapkan mahasiswa farmasi sebagai tenaga kefarmasian yang profesional.


Pembukaan NAC 2025 oleh Dekan FMIPA Universitas Udayana, Prof. Dra. Ni Luh Watiniasih, M.Sc., Ph.D.

        Kegiatan NAC 2025 yang diketuai oleh I Gst. Ayu Karina Dwi Anjani, mahasiswa Farmasi angkatan 2023, dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting untuk peserta dan tamu undangan, sementara panitia hadir secara luring di Gedung AS Biologi dan Dekanat FMIPA Universitas Udayana, Jimbaran. Kegiatan dibuka dengan sambutan oleh Prof. Dra. Ni Luh Watiniasih, M.Sc., Ph.D. selaku Dekan Fakultas MIPA Universitas Udayana dan turut dihadiri oleh Koordinator Prodi Farmasi, Apt. Dr. Eka Indra Setiawan, S.Farm., M.Sc. Dalam pelaksanaannya, NAC 2025 memiliki beberapa perbedaan dengan NAC tahun sebelumnya. “Tahun ini, ada beberapa hal yang berbeda, pertama kami mengadakan seminar kembali seperti NAC 2023. Selain itu, ada beberapa lomba yang baru kami adakan, yaitu desain kemasan obat yang sasarannya adalah mahasiswa umum. Jadi, baik dari program studi apapun itu dapat mengikuti. Kemudian, tahun lalu itu lomba poster dibagi dua kategori, yaitu poster siswa dan poster mahasiswa, namun tahun ini lomba poster kami kategorikan untuk masyarakat umum, agar baik siswa SMP, SMA, mahasiswa, ataupun masyarakat umum dapat berkesempatan terlibat dalam NAC 2025,” terang I Gst. Ayu Karina Dwi Anjani.
        Pelaksanaan NAC 2025 terdiri dari beberapa tahapan, yaitu pendaftaran, seminar, babak penyisihan, babak final, dan pengumuman juara. Adapun cabang perlombaan yang diadakan, meliputi lomba esai, poster publik, desain kemasan obat, dan Patient Counseling Competition (PCC). Lomba esai terbuka untuk siswa SMA, MA, dan SMK, serta mahasiswa dan poster publik terbuka untuk siswa SMA, MA, dan SMK, mahasiswa, dan masyarakat umum dari semua jurusan di seluruh Indonesia. Lomba desain kemasan obat ditujukan untuk mahasiswa dari semua jurusan di seluruh Indonesia, sedangkan lomba PCC dikhususkan bagi mahasiswa program D3, D4, atau S1 Farmasi di Indonesia. Perlombaan esai, poster publik, dan desain kemasan obat dapat diikuti secara individu maupun tim yang terdiri dari maksimal dua orang. Setiap peserta atau tim wajib mengumpulkan satu karya orisinal yang belum pernah dipublikasikan atau diikutsertakan dalam perlombaan lain. Rangkaian kegiatan Patient Counseling Competition (PCC) mencakup babak penyisihan dan babak final.
        Kegiatan NAC 2025 melibatkan beberapa juri, yaitu 3 orang juri untuk lomba esai, 3 orang juri untuk lomba poster digital, 3 orang juri untuk lomba desain kemasan obat, dan 3 orang juri untuk lomba PCC, sehingga total juri yang terlibat adalah 12 orang. Terkhusus untuk rangkaian kegiatan PCC, dilibatkan 2 orang pembicara dan 2 orang moderator dalam acara seminar serta 5 orang pemeran pasien dalam final PCC. Dalam kegiatan NAC 2025 dilibatkan juga 2 orang Master of Ceremony (MC) untuk memandu jalannya acara pada seminar PCC, final PCC, dan puncak acara NAC 2025.
        
Foto Bersama Panitia NAC 2025

        NAC 2025 yang melibatkan 72 orang panitia sukses mengajak 186 peserta seminar (69 peserta seminar + 117 peserta Patient Counseling Competition), 37 tim esai siswa, 50 tim esai mahasiswa, 46 tim poster publik, dan 27 tim desain kemasan obat yang berasal dari 29 sekolah menengah atas, seperti SMAN 1 Yogyakarta, SMAN 4 Denpasar, SMAN 5 Kupang, dan lain-lain, serta 52 universitas di seluruh Indonesia, seperti Universitas Gadjah Mada, Universitas Tanjungpura, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, dan lain-lain turut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Antusiasme peserta, kualitas karya yang tinggi, dan dukungan dari berbagai pihak menjadikan NAC 2025 sebagai momentum penting dalam upaya membangun generasi farmasis yang kreatif, kritis, dan solutif.


Penyerahan Sertifikat kepada Juara

        Sebagai bentuk apresiasi terhadap kreativitas dan dedikasi para peserta, NAC 2025 menetapkan sejumlah pemenang dari setiap cabang lomba. Penilaian dilakukan secara objektif oleh para juri yang ahli di bidangnya dengan mempertimbangkan aspek orisinalitas, relevansi dengan tema, kualitas penyampaian, dan ide atau solusi yang ditawarkan. Adapun rincian pemenang dari setiap cabang lomba, yaitu:
A. Patient Counseling Competition
Juara 1: Ananda Dwi Kristiani dari Universitas Airlangga dengan nilai 230,37
Juara 2: Nur Aini Salma Lathifah dari Universitas Gadjah Mada dengan nilai 229,4
Juara 3: Bryan Nakatomi Tantowi dari Universitas Pelita Harapan dengan nilai 228,93
B. Esai Siswa
Juara 1: Ni Putu Mahima Kaisra Jayashri dan Ni Komang Dea Tantri dari SMAN 1 Sukawati dengan nilai 134,99
Juara 2: Ni Putu Ayu Saraswati dan Fredelyn Audrey Siano dari SMA Negeri 4 Denpasar dengan nilai 130,76
Juara 3: Ni Putu Carissya Anandia Yasa, Ni Putu Indah Rahayu Pramita Dewi, dan Ni Putu Edgina Syailendra dari SMA Negeri 4 Denpasar dengan nilai 130
C. Esai Mahasiswa
Juara 1: Tambunan, Matthew Valentino dari Universitas Udayana dengan nilai 138,05
Juara 2: Saminur Muzaqi dari Universitas Negeri Padang dengan nilai 133,81
Juara 3: Miftakhu Rahma Wardhani dan Zavirah Silalahi dari Universitas Airlangga dengan nilai 133,27
D. Poster Publik
Juara 1: Maritza Winona Khansa dan Azzahara Ihya’ Gharizah dari Universitas Brawijaya dengan nilai 269,05
Juara 2: Rafael Gerrad dan Muhammad Azka Rizkil Muna dari Universitas Airlangga dengan nilai 265,95
Juara 3: Naila Dwi Ratna Sari dan Healt Menvianti Juwita Putri dari Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur dengan nilai 258,1
Juara Favorit: Chintya Kirani Putri dari SMAS Shafiyyatul dengan total like 1.291
E. Desain Kemasan Obat
Juara 1: Nur Addina Rianti dan Novita Yanti dari Universitas Sari Mulia Banjarmasin dengan nilai 263,8
Juara 2: Ni Kadek Dwi Cahyani Cipta Hantari dan Ni Kadek Widya Ariyani dari Universitas Udayana dengan nilai 250,3
Juara 3: Bagus Samudra dan Ni Made Amanda Septisia Putri dari Universitas Mahasaraswati dengan nilai 246,55
Juara Favorit: Angelina dan Grace Rahmayanti Waruwu dari Universitas Jember dengan total like 683
        Hal ini tentu menimbulkan rasa bangga dalam diri I Made Artadinatha Yogi Maha Putra selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Farmasi (Himafarma) 2025 sekaligus Pembina dalam program kerja ini. “Saya sangat senang dan bangga karena semua target yang kita inginkan sudah tercapai, di mana pesertanya juga lebih baik daripada tahun lalu. Selain itu, target untuk kategori nasional juga sudah tercapai dan ini juga menjadi suatu kemajuan bagi Himafarma Udayana,” ujarnya. I Made Artadinatha Yogi Maha Putra juga berpesan kepada ketua dan panitia di tahun depan agar semangat dalam menjalani tugasnya dan berharap agar program kerja ini menjadi lebih baik, lebih banyak inovasi yang diberikan, dan membuat nama Himafarma menjadi lebih jaya lagi.
        Tidak hanya itu, I Gst. Ayu Karina Dwi Anjani juga berharap agar NAC 2026 dapat jauh lebih baik dan bermanfaat tidak hanya untuk siswa dan mahasiswa saja, tapi semakin bisa menjangkau masyarakat umum lebih luas lagi. “Pertahankan hal-hal baik yang ada di NAC 2025 dan perbaiki kekurangan yang ada di NAC 2025 atau dijadikan pembelajaran dalam membangun NAC lebih baik lagi. Jangan hanya meningkatkan kuantitas, tapi tingkatkan juga kualitas,” ujarnya.