Setelah berhasil melakukan penenggelaman struktur dome dan struktur nama pada Sabtu, 29 Januari 2022 lalu, Mapala “WD” Unud telah berkomitmen untuk melakukan monitoring secara berkala agar kegiatan dapat berjalan sesuai dengan harapan dan tujuan. Monitoring telah dilakukan sebanyak 6 kali dari bulan Maret hingga November 2022 oleh sejumlah diver dari Mapala “WD” Unud, Amed Dive Center, dan Bali Diving School.

Selama monitoring, dilakukan pengaturan posisi struktur kembali guna memperkuat posisi dan mempermudah monitoring. Setelah itu, dilanjutkan dengan membersihkan struktur dan terumbu karang dari algae. Algae perlu dibersihkan karena jika dibiarkan dapat menutupi permukaan terumbu karang yang dapat menyebabkan bleaching hingga mati.

Proses pengaturan posisi struktur 
(Dokumentasi Panitia Pelestarian Terumbu Karang)
Membersihkan struktur
(Dokumentasi Panitia Pelestarian Terumbu Karang)

Kemudian dilakukan pengukuran pada sampel terumbu karang di setiap struktur dengan menggunakan jangka sorong untuk mengetahui pertumbuhan dari terumbu karang. Selain pengukuran, dilakukan juga penghitungan jumlah terumbu karang yang hidup, bleaching, dan mati. Terumbu karang dan sejumlah ikan disekitarnya turut didokumentasikan dengan cara difoto.


Pengukuran sampel terumbu karang 
(Dokumentasi Panitia Pelestarian Terumbu Karang)

Penghitungan jumlah terumbu karang yang hidup, dan mati
(Dokumentasi Panitia Pelestarian Terumbu Karang)

Monitoring pertama dan kedua dilakukan pada 6 dan 19 Maret 2022, monitoring ketiga pada 22 Mei 2022, monitoring keempat pada 24 Juli 2022, monitoring kelima pada 14 Agustus 2022, dan terakhir monitoring keenam pada 6 November 2022. Pada monitoring keenam dilakukan penambahan terumbu karang kembali pada struktur guna mengganti terumbu karang transplant yang mati dan menambah terumbu karang. Terumbu karang yang ditambahkan ini diperoleh dari sekitar lokasi struktur. Jenis coral yang ditransplant tumbuh dari genus Acropora, Pocillopora, dan Heliofungia.

Penambahan terumbu karang pada monitoring 6
(Dokumentasi Panitia Pelestarian Terumbu Karang)

Struktur berbentuk dome dan beberapa nama ini kini menjadi tempat hidup terumbu karang yang digunakan biota laut sebagai habitat barunya di kedalaman 8 meter, Pantai Amed, Karangasem, Bali. Sejumlah ikan seperti Dascyllus trimacullatus, Arothron menilensis, Anntenarius maculatus, Chaetodon kleini, Chantigaster valentini, dan masih banyak lagi, ditemukan di sekitar terumbu karang ini. Ikan – ikan ini tentunya dapat ditemukan jika terumbu karang tetap hidup dan terjaga dengan baik. Beberapa ikan yang ditemukan selama monitoring dibahas secara rinci pada booklet fish.id yang akan diterbitkan pada laman yumpu milik Mapala “WD” Unud.