Taukah Kalian? perempuan menghasilkan enzim bernama alkohol dehidrogenasi (ADH), yang dikeluarkan di liver dan berfungsi mengeluarkan alkohol di dalam tubuh, dalam kuantitas yang lebih kecil.
Efek alkohol memang muncul lebih cepat pada wanita dibanding pria, meski memiliki kadar yang sama. Artinya, jika mereka mengkonsumsi alkohol dalam jumlah sama, wanita lebih cepat mabuk dibanding pria. Lebih dari itu, efek negatif alkohol juga muncul lebih cepat pada wanita dibanding pria.
Sebenarnya, proses pengolahan alkohol di liver—baik pada pria maupun wanita—melalui proses metabolisme dengan tingkat yang sama. Namun, kondisi cairan tubuh mereka berbeda. Dalam tubuh pria terdapat 65 persen cairan, sementara tubuh wanita hanya memiliki 55 persen cairan.
Bagaimana dengan efek negatif lain selain mabuk? Dr. Marsha Morgan, dari University College London Medical School, menyatakan bahwa wanita memiliki kemungkinan efek negatif lebih besar dari alkohol dibanding pria. Hal itu terjadi karena konsentrasi alkohol yang mencapai liver wanita jauh lebih besar, sehingga livernya akan lebih cepat rusak—meski kondisi liver wanita sebenarnya tidak lebih sensitif dibanding liver pria.
“Jika seorang pria dengan berat badan 65 kilogram mengkonsumsi tiga gelas minuman beralkohol,” kata Dr. Morgan, “kadar alkohol dalam darahnya akan sama dengan wanita dengan berat badan 65 kilogram yang hanya mengkonsumsi dua gelas minuman beralkohol.”
Penelitian berbasis gender sejak itu telah menemukan berbagai hasil yang spesifik pada jenis kelamin tertentu.
Pada tahun 2000-an, pemindaian otak para alkoholik menunjukkan otak perempuan lebih sensitif terhadap alkohol daripada laki-laki.
Tapi Marlene Oscar-Berman, profesor anatomi dan neuropsikologi di Sekolah Kedokteran Universitas Boston, menemukan suatu kejutan.
Ketika timnya mengamati otak para peminum alkohol jangka-panjang, mereka menemukan bahwa alkoholik laki-laki memiliki 'pusat imbalan' yang lebih kecil daripada laki-laki non-alkoholik.
Wilayah otak ini, terdiri dari bagian sistem limbik dan korteks frontal, dikaitkan dengan motivasi; kunci dalam proses membuat keputusan dan bahkan penting untuk bertahan hidup.
Tapi pada perempuan alkoholik, pusat imbalannya lebih besar daripada perempuan non-alkoholik - mengimplikasikan bahwa otak mereka mengalami kerusakan yang lebih ringan dibandingkan laki-laki.
"Temuan itu benar-benar mengagetkan kami," kata Oscar-Berman. "Temuan kami seakan menantang anggapan umum bahwa perempuan lebih rentan terhadap kerusakan otak akibat alkohol daripada laki-laki." Para ilmuwan belum memahami penyebab perbedaan ini.
Peningkatan kecanduan alkohol pada wanita bisa terjadi karena stres dan kecemasan atas keseimbangan kehidupan kerja. Menurut sebuah laporan dari Wharton School of Business, wanita usia kerja masa kini juga tidak lebih bahagia daripada beberapa puluh tahun yang lalu.
Selain itu, wanita dilaporkan lebih sulit merasa bahagia jika dibandingkan dengan pria. Pada tahun 1972 misalnya, 4 persen wanita bisa merasa bahagia melebihi apa pun. Namun memasuki era milenium, hal seperti ini hanya terjadi bahkan tidak mencapai 1 persen.
Nyatanya seorang wanita bisa saja kecanduan alkohol meski dirinya sudah menjalankan pola hidup sehat. Jadi meski kamu rajin olahraga dan menjalankan hidup sehat tapi masih kerap mengonsumsi alkohol, kamu akan tetap merasakan dampaknya. Entah itu dalam jangka pendek maupun jangka panjang
DAFTAR PUSTAKA
Florencia,Gabriella.2019.Benarkah Wanita Rentan Kecanduan Alkohol?.halodoc.com. https://www.halodoc.com/benarkah-wanita-rentan-kecanduan-alkohol. (Diakses pada 16 Februari 2020)
Setyvani,Gloria.2018.Ahli Sebut Perempuan Lebih Merasakan Efek Alkohol Dibanding Pria.Kompas.com.https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/sains/read/2018/07/13/170100823/ahli-sebut-perempuan-lebih-merasakan-efek-alkohol-dibanding-pria. (Diakses pada 16 Februari 2020)