Calon Anggota(CA) mulai memasuki mulut Gua Timpalan
Mulut Gua Timpalan

  Apa yang bisa dipikirkan jika pertama kali menyebutkan kata Gua?. Tempat yang sempit, sunyi, sepi, gelap, sesak, banyak hewan berbahaya, ya itulah pikiran CA pertama kali jika membayangkan Gua. Dari definisinya, setiap ruang dibawah tanah yang bisa dimasuki orang itulah yang disebut gua, Gua sendiri ada dua jenisnya yaitu gua vertikal dan gua horizontal.
  Yang membuat bertanya tanya mengapa sih adanya penelusuran gua? Sebenarnya kegiatan penelusuran gua ini tujuannya untuk menambah pengetahuan tentang isi dari setiap gua yang ada, ini bisa dibilang ilmu speleologi. Speleologi ini ada ruang lingkupnya lagi yaitu Biospeleologi ,ini ilmu yang mempelajari mengenai hewan dan tumbuhan yang ada didalam gua. Kemudian ada Geologi, ini ialah ilmu yang mempelajari cara terbentuknya gua. Selanjutnya Hidrologi ialah ilmu yang mempelajari tentang air, bauk sifat fisik maupun kimianya didalam gua. Kemudian ada Arkeologi, ini yang mempelajari sisa manusia purba. Terakhir ialah Speleotourisme, ini ilmu yang mempelajari persoalan konservasi di dalam gua.



Dari pengalaman Calon Anggota (CA) Ridho Atthoriq (CA-2139007) dan Yogasmara Binsar Putra Wimansyah (CA-2139018) Mahasiswa Pecinta Alam “Wanaprastha Dharma” Universitas Udayana (Mapala “WD” Unud) mengenai gua terjadi pada 22 januari 2022, CA melakukan Mini Tryout pemetaan gua horizontal di Gua Timpalan, Desa Adat Jimbaran, Badung, Bali. Saat melakukan pemetaan, CA didampingi oleh instruktur dan pendamping instruktur yang berasal dari anggota Mapala “WD” Unud. Penelusuran gua ini adalah kegiatan mini tryout hari kedua CA, di hari pertama CA melakukan praktik Single Rope Technique (SRT) tepatnya di Jembatan Pantai Padang – Padang, Ungasan, Badung, Bali. Karena jarak antara Pantai Padang-Padang dan Gua Timpalan berdekatan, maka dari itu CA memutuskan untuk menginap di kost salah satu Calon Anggota Mapala “WD” Unud sebelum melakukan perjalanan ke Gua Timpalan.
Di pagi harinya tepatnya di jam enam pagi setelah istirahat CA bersiap-siap untuk berangkat ke Gua Timpalan, kemudian setelah bersiap-siap CA berangkat menuju ATM BNI Rektorat UNUD pada jam tujuh untuk berkumpul bersama instruktur dan pendamping instruktur, kemudian saat semuanya sudah hadir CA langsung berangkat menuju Gua Timpalan. Gua Timpalan sendiri tempatnya cukup dekat dengan tempat CA berkumpul, perkiraan hanya sepuluh menit perjalanan. Setelah sampai CA harus berjalan lagi melewati semak-semak untuk ke mulut gua. Letak Gua Timpalan ini sangat berdekatan dengan pemukiman warga tetapi masih banyak warga yang belum mengetahui keberadaan Gua Timpalan ini karena Gua ini memiliki akses jalan yang sangat tertutup.
Anak burung dalam rongga-rongga batu karst

Anak burung dalam rongga-rongga batu karst

Perangkap landak

Tumbuhan yang masih berkembang hanya dengan setitik tetesan air

Sesi foto bersama setelah melakukan pemetaan Gua Timpalan, terdiri dari Ridho Attoriq(CA-2139007), Yogasmara Binsar(CA-2139018), dan Irfan Maulana(CA-2139022)

  Saat tiba dimulut gua, CA bergegas mengeluarkan matras kemudian meletakkan alat-alat yang digunakan untuk penelusuran di atas matras tersebut, kemudian CA menggunakan alat-alat yang telah disiapkan sebelumnya seperti coverall, helm, headlamp. Setelah itu CA melakukan doa bersama sebelum melakukan penelusuran, setelah usai berdoa CA melakukan pemanasan. Di mulut gua CA menemukan anak burung yang sedang tergeletak dibawah tanah, ternyata anak burung tersebut terjatuh dari sarangnya.

  Sarangnya berada tepat diatas anak burung itu terjatuh, sarang burung tersebut berada diantara rongga-rongga batu karst, kemudian CA membantu mengembalikan anak burung yang jatuh tersebut ke sarangnya. Dimulut gua juga CA menemukan adanya perangkap landak, kemudian ada juga CA melihat tumbuhan yang bisa hidup hanya dengan terkena satu titik tetesan air dari rongga–rongga batu karst dan banyak bekas ornamen-ornamen gua yang sudah mati.
  Setelah melakukan pemanasan, CA melakukan briefing terlebih dahulu sebelum memasuki gua. Usai melakukan briefing CA mulai memasuki gua untuk melakukan survey ke dalam gua, agar memudahkan CA untuk melakukan pemetaan gua, saat memasuki gua CA menandai setiap stasiun yang CA lewati kemudian melakukan dokumentasi didalamnya. Untuk medan Gua Timpalan ini tempatnya cukup sempit dan mengharuskan CA merangkak saat memasuki gua ini, tetapi ada beberapa sudut gua yang bisa dimasuki dengan posisi duduk, didalam gua ini juga ada dua percabang akses jalan, , Pada salah satu percabangan CA menemukan chamber, dan dipercabangan satunya lagi hanya sedikit CA tidak bisa menelusuri lagi dikarenakan lubang gua yang ada tidak bisa dilewati oleh kita, di dalam gua ini juga CA menemukan stalaktit yang masih aktif, ada juga kelelawar yang ada didalam gua, mulai dari kotorannya sampai bekas makanannya. Disana CA menemukan juga sumber air yang menggenang di rongga-rongga bebatuan.
Sesi foto bersama setelah melakukan pemetaan Gua Timpalan, terdiri dari Ridho Attoriq(CA-2139007), Yogasmara Binsar(CA-2139018), dan Irfan Maulana(CA-2139022)
Setelah melakukan survey gua, CA istirahat selama lima menit. Saat sudah usai istirahat CA memasuki gua lagi untuk pemetaan gua, Pada pemetaan gua ini CA menggunakan sistem top to bottom yaitu sistem pengukuran gua yang dimulai dari mulut gua sampai dengan ujung gua. CA juga melakukan pembagian tugas yang terdiri dari Ridho Atthoriq (CA-2139007) sebagai leader serta deskriptor yaitu sebagai pemimpin dan menggambar sketsa gua,

        kemudian Yogasmara Binsar Putra Wimansyah (CA-2139018) sebagai shooter yaitu pembidik dan yang terakhir Irfan Maulana Azizy (CA-2139022) sebagai stasioner dan deskriptor yaitu sebagai objek bidik dan membantu Ridho Atthoriq (CA-2139007) untuk mencatat hasil pengukuran. Saat memasuki gua CA juga didampingi oleh instruktur dan pendamping instruktur untuk ikut masuk kedalam gua dan salah satu anggota Mapala “WD” Unud membantu juga untuk menjaga diluar gua, untuk mengantisipasi adanya hal buruk.


Ridho Attoriq(CA-2139007) sedang menggambar Gua Timpalan tampak atas
Yogasmara Binsar(CA-2139018)sedang mengukur sudut Gua Timpalan menggunakan kompas

   Pemetaan stasiun 0 dimulai dari luar mulut gua karena jika langsung dimulai dari mulut gua, hal tersebut akan mempengaruhi peta yang akan dihasilkan nantinya. Saat melakukan pemetaan gua, CA menggunakan metode forward metode karena kondisi lorong gua yang sempit, untuk grade yang digunakan yaitu grade 2B karena untuk pencatatan dilakukan langsung di dalam gua, kemudian saat CA menemukan medan chamber CA melakukan pemetaan chamber dengan teknik poligon tertutup yaitu dengan cara mengukur setiap sisi chamber. Kesulitan yang CA hadapi saat melakukan pemetaan yaitu saat menggambar sketsa gua dikarenakan banyaknya rongga-rongga percabangan kecil yang sangat membingungkan dan membuat susah digambar tetapi CA sangat terbantu dengan adanya instruktur dan pendamping instruktur yang mau membantu mengarahkan.

    Kegiatan berjalan dengan lancar, sekitar kurang lebih tiga jam CA melakukan pemetaan di dalam gua tersebut, saat sudah selesai melakukan pemetaan CA kemudian segera merapikan alat-alat yang habis digunakan, setelah itu CA melakukan pendinginan dan berdoa kembali sebagai penutup kegiatan. Kemudian CA melakukan perjalanan kembali ke Sekretariat Mapala “WD” Unud untuk evaluasi, pengecekan alat,dan pembersihan alat-alat, CA kemudian kembali ke rumah masing – masing setelah selesai.
Stalaktit aktif
Banyak pengalaman baru yang CA dapatkan dari melakukan penelusuran gua ini, yang tadinya bayangan CA tentang gua itu menyeramkan ternyata tidak semenyeramkan itu. Yang sangat berkesan untuk CA memasuki gua, yaitu saat menemukan stalaktit aktif didalam gua, kemudian ornamen-ornamen gua yang sangat menarik perhatian mata. Dibayangan CA soal gua yang senyap, sepi, gelap malah merubah cara pandang CA bahwa itu menjadi cara menikmati keindahan gua dengan ketenangan dari suasana gua tersebut.