|
|
Dari pengalaman Calon Anggota (CA) Ridho Atthoriq (CA-2139007) dan Yogasmara Binsar Putra Wimansyah (CA-2139018) Mahasiswa Pecinta Alam “Wanaprastha Dharma” Universitas Udayana (Mapala “WD” Unud) mengenai gua terjadi pada 22 januari 2022, CA melakukan Mini Tryout pemetaan gua horizontal di Gua Timpalan, Desa Adat Jimbaran, Badung, Bali. Saat melakukan pemetaan, CA didampingi oleh instruktur dan pendamping instruktur yang berasal dari anggota Mapala “WD” Unud. Penelusuran gua ini adalah kegiatan mini tryout hari kedua CA, di hari pertama CA melakukan praktik Single Rope Technique (SRT) tepatnya di Jembatan Pantai Padang – Padang, Ungasan, Badung, Bali. Karena jarak antara Pantai Padang-Padang dan Gua Timpalan berdekatan, maka dari itu CA memutuskan untuk menginap di kost salah satu Calon Anggota Mapala “WD” Unud sebelum melakukan perjalanan ke Gua Timpalan.Di pagi harinya tepatnya di jam enam pagi setelah istirahat CA bersiap-siap untuk berangkat ke Gua Timpalan, kemudian setelah bersiap-siap CA berangkat menuju ATM BNI Rektorat UNUD pada jam tujuh untuk berkumpul bersama instruktur dan pendamping instruktur, kemudian saat semuanya sudah hadir CA langsung berangkat menuju Gua Timpalan. Gua Timpalan sendiri tempatnya cukup dekat dengan tempat CA berkumpul, perkiraan hanya sepuluh menit perjalanan. Setelah sampai CA harus berjalan lagi melewati semak-semak untuk ke mulut gua. Letak Gua Timpalan ini sangat berdekatan dengan pemukiman warga tetapi masih banyak warga yang belum mengetahui keberadaan Gua Timpalan ini karena Gua ini memiliki akses jalan yang sangat tertutup.Anak burung dalam rongga-rongga batu karst
| Saat tiba dimulut gua, CA bergegas mengeluarkan matras kemudian meletakkan alat-alat yang digunakan untuk penelusuran di atas matras tersebut, kemudian CA menggunakan alat-alat yang telah disiapkan sebelumnya seperti coverall, helm, headlamp. Setelah itu CA melakukan doa bersama sebelum melakukan penelusuran, setelah usai berdoa CA melakukan pemanasan. Di mulut gua CA menemukan anak burung yang sedang tergeletak dibawah tanah, ternyata anak burung tersebut terjatuh dari sarangnya. Sarangnya berada tepat diatas anak burung itu terjatuh, sarang burung tersebut berada diantara rongga-rongga batu karst, kemudian CA membantu mengembalikan anak burung yang jatuh tersebut ke sarangnya. Dimulut gua juga CA menemukan adanya perangkap landak, kemudian ada juga CA melihat tumbuhan yang bisa hidup hanya dengan terkena satu titik tetesan air dari rongga–rongga batu karst dan banyak bekas ornamen-ornamen gua yang sudah mati. |
kemudian Yogasmara Binsar Putra Wimansyah (CA-2139018) sebagai shooter yaitu pembidik dan yang terakhir Irfan Maulana Azizy (CA-2139022) sebagai stasioner dan deskriptor yaitu sebagai objek bidik dan membantu Ridho Atthoriq (CA-2139007) untuk mencatat hasil pengukuran. Saat memasuki gua CA juga didampingi oleh instruktur dan pendamping instruktur untuk ikut masuk kedalam gua dan salah satu anggota Mapala “WD” Unud membantu juga untuk menjaga diluar gua, untuk mengantisipasi adanya hal buruk.
| Pemetaan stasiun 0 dimulai dari luar mulut gua karena jika langsung dimulai dari mulut gua, hal tersebut akan mempengaruhi peta yang akan dihasilkan nantinya. Saat melakukan pemetaan gua, CA menggunakan metode forward metode karena kondisi lorong gua yang sempit, untuk grade yang digunakan yaitu grade 2B karena untuk pencatatan dilakukan langsung di dalam gua, kemudian saat CA menemukan medan chamber CA melakukan pemetaan chamber dengan teknik poligon tertutup yaitu dengan cara mengukur setiap sisi chamber. Kesulitan yang CA hadapi saat melakukan pemetaan yaitu saat menggambar sketsa gua dikarenakan banyaknya rongga-rongga percabangan kecil yang sangat membingungkan dan membuat susah digambar tetapi CA sangat terbantu dengan adanya instruktur dan pendamping instruktur yang mau membantu mengarahkan. |
Stalaktit aktif
Banyak pengalaman baru yang CA dapatkan dari melakukan penelusuran gua ini, yang tadinya bayangan CA tentang gua itu menyeramkan ternyata tidak semenyeramkan itu. Yang sangat berkesan untuk CA memasuki gua, yaitu saat menemukan stalaktit aktif didalam gua, kemudian ornamen-ornamen gua yang sangat menarik perhatian mata. Dibayangan CA soal gua yang senyap, sepi, gelap malah merubah cara pandang CA bahwa itu menjadi cara menikmati keindahan gua dengan ketenangan dari suasana gua tersebut.