Pendakian gunung merupakan suatu unit olahraga yang keras dan penuh dengan petualangan sehingga membutuhkan kemampuan secara teknik dan pengetahuan serta fisik dan mental yang kuat. Pendakian gunung atau dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan Mountaineering, memiliki begitu banyak tantangan, hal ini tentunya membutuhkan persiapan dan perencanaan yang matang. Pemahaman akan teori dan praktik dari materi Mountaineering, perencanaan perjalanan, kesehatan dan keselamatan perjalanan, navigasi darat, dan survival sangat penting untuk dipahami agar kegiatan pendakian berlangsung dengan lancar sehingga para pendaki dapat kembali dengan selamat. Berbicara mengenai pendakian gunung, akhir-akhir ini kegiatan pendakian tidak hanya dilakukan oleh penggiat ataupun aktivis alam saja, namun mulai dilakukan oleh masyarakat umum terutama kaum muda. Dilansir dari travel.kompas.com, minat masyarakat terutama kaum muda terhadap pendakian gunung terus meningkat setiap tahunnya, tentunya pendakian yang dilakukan masih bersifat rekreasional.
Pada tanggal 19-21 Januari 2022, calon anggota yang didampingi intruktur dan pendamping instruktur beserta panitia, melakukan pendakian ke Bukit Trunyan, Desa Trunyan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, sebagai rangkaian kegiatan Mini Tryout Calon Anggota Divisi Hutan Gunung Mahasiswa Pecinta Alam “Wanaprastha Dharma” Universitas Udayana.Foto bersama sebelum keberangkatanCalon anggota melakukan praktik Navigasi Darat
Mini Tryout sendiri merupakan salah satu kegiatan wajib selama Masa Bimbingan dalam rangkaian Pelatihan Tingkat Dasar Angkatan XXXIX Mapala “Wanaprastha Dharma” Universitas Udayana. Adapun kegiatan yang Calon Anggota lakukan adalah Praktik Navigasi Darat: Resection dan Intersection, Pendataan flora-fauna di sepanjang jalur pendakian, pengabdian masyarakat serta pendataan awan. Pendakian dilaksanakan dengan tujuan agar Calon Anggota dapat mengembangkan potensi diri terkait kegiatan di Divisi Hutan Gunung.
Bukit Trunyan yang berlokasi di atas Desa Trunyan, Kintamani, Bangli menyajikan panorama yang tidak kalah indah dengan deretan pegunungan yang berada di sebelahnya, seperti Gunung Batur dan Gunung Abang. Dari puncak Bukit Trunyan, kita dapat memandangi keindahan Kaldera Gunung Batur yang di barengi oleh indahnya Danau Batur. Selain itu, kita dapat melihat perbukitan Songan Kintamani serta lautan yang terlihat di kejauhan. Kemudian, dari sebelah timur kita akan disuguhkan panorama Gunung Rinjani yang menjulang tinggi di lombok, Gunung Abang dan panorama perbukitan yang indah. Hal ini tentunya membuktikan indahnya karya dari kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Sayangnya, selama kegiatan pendakian, calon anggota beserta intruktur, pendamping instruktur, dan panitia mengalami kejadian yang tidak mengenakkan, dimana banyak pengemis yang didominasi oleh orang tua menghampiri kami dan meminta uang, hal ini tentunya tidak dapat dibiarkan karena dapat merusak reputasi pariwisata di Bali khususnya wisata pendakian Bukit Trunyan.Tumpukan sampah yang berserakan di sekitar jalur pendakian Bukit TrunyanCalon anggota beserta instruktur, pedamping instruktur, dan panitia memungut sampah di jalur pendakian Bukit Trunyan
Tidak hanya itu, calon anggota beserta intruktur, pendamping instruktur, dan panitia menemukan banyak sekali sampah yang didominasi oleh sampah plastik di sekitar jalur pendakian Bukit Trunyan, sebagai seorang Pecinta Alam, hal ini tentunya sangat mengecewakan, kami pun bergerak untuk memungut sampah-sampah yang terlihat sesuai dengan kemampuan kami.Longsoran pada jalur pendakian Bukit Trunyan
Di beberapa titik, kami juga menemukan jalur pendakian yang mengalami tanah longsor, sehingga meningkatkan resiko pendakian. Selama kegiatan berlangsung, wisata pendakian Bukit Trunyan masih terpantau sepi, hanya terlihat beberapa wisatawan luar negeri yang kebetulan berpapasan dengan kami. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan akibat adanya pandemi Covid-19. Dengan kondisi yang masih sepi ini, tentunya menjadi kesempatan yang baik untuk pengelola wisata sekitar guna membenahi kembali wisata pendakian Bukit Trunyan.Gunung Batur terlihat dari puncak Bukit Trunyan
Kegiatan pendakian memang menyenangkan, namun apabila tidak dibarengi dengan rasa tanggung jawab untuk ikut menjaga lingkungan sekitar. Maka kita sama saja seperti parasit yang menginfeksi inangnya. Oleh sebab itu, diharapkan kepada seluruh petualang di luar sana untuk ikut menjaga keasrian alam sekitar, karena jika bukan kita maka siapa lagi?
Referensi :
Mendaki Bukit Trunyan Bali, Tempat Pendakian yang lagi trend di Bali (triponnews.com)
Mendaki Gunung, Hobi yang Ekstrem atau Menyenangkan? - Kompasiana.com
Minat Pendakian Gunung Naik Tiap Tahun, Rata-rata Anak Muda Halaman all - Kompas.com
Foto bersama sebelum keberangkatan
Calon anggota melakukan praktik Navigasi Darat
Tumpukan sampah yang berserakan di sekitar jalur pendakian Bukit Trunyan
Calon anggota beserta instruktur, pedamping instruktur, dan panitia memungut sampah di jalur pendakian Bukit Trunyan
Longsoran pada jalur pendakian Bukit Trunyan
Gunung Batur terlihat dari puncak Bukit Trunyan