Perang melawan virus covid-19 belumlah usai, hal inilah yang memantik kreativitas
para peneliti dari Fakultas Teknik Universitas Udayana menciptakan RATNA dan kawan-kawannya untuk membantu petugas medis.
RATNA (Robot Asisten Universitas Udayana), nama yang cantik disematkan pada sebuah robot hasil inovasi mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Udayana. Uji coba RATNA pada (10/07) lalu yang berlangsung di Gedung Student Centre Unud, memperlihatkan segala fungsinya untuk membantu petugas medis dalam merawat pasien dengan Covid-19.
Adapun fungsi RATNA yaitu membawa hand sanitizer, mengecek suhu tubuh pasien, tekanan darah, serta berkomunikasi secara audio dan visual langsung dengan dokter yang akan memberikan instruksi serta menanyakan setiap keadaan pasien. Dalam uji coba tersebut, kedua tangan I Gede Feryanda (salah satu koordinator tim pembuat robot-red) amat gesit mengendalikan RATNA melalui remote kontrol. Mahasiswa jurusan Tenik Elektro yang kini menginjak semester 8 ini mengungkapkan RATNA masih harus melalui uji coba hingga sempurna dan saat ini kesiapan robot serbaguna ini pun telah mencapai 99 persen.
Menurut keterangan Dekan Fakultas Teknik Unud, Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT, Ph.D bahwa fakultas yang dipimpinnya terus berupaya mengembangkan inovasi sesuai bidang keilmuan dalam menghadapi pandemi ini. “Kami Fakultas Teknik ikut berperan aktif dalam rangka pemutusan penyebaran Covid-19 sejak bulan Maret 2020. Peran serta kami yaitu membuat alat-alat engineering sesuai bidang kami yang bisa membantu tenaga medis maupun masyarakat atau Civitas Akademika Unud”, ungkap Suardana yang diwawancarai via aplikasi Whatsapp (18/7) lalu.
Tak hanya RATNA, Suardana pun menjelaskan terdapat alat-alat lainnya yang lebih dulu rampung dan telah disumbangkan ke beberapa lokasi seperti 3 unit bilik disinfektan ke RSUP Sanglah dan 2 unit ke RSPTN Unud, 2 unit bilik Swab Test disumbangkan ke RSPTN Unud, 200 buah Face Shield ke RSPTN Unud. Selanjutnya, 11 unit bilik antiseptik ditempatkan di rektorat serta yang terakhir bilik otomatis terintegrasi dengan alat ukur suhu dan mesin cuci tangan fully automatic, berada di Dekanat Fakultas Teknik Unud.
Masing-masing alat yang disebut Suardana memiliki kegunaan yang berbeda-beda. Bilik antiseptik berfungsi untuk menyemprotkan cairan antiseptik atau disinfektan guna membunuh virus, kuman, dan lain-lain. Rangka dari bilik ini berbahan besi hollow, pada bagian dindingnya menggunakan plastik mika bening. Bekerja secara otomatis, alat ini dilengkapi beberapa sensor seperti sensor proximity untuk mendeteksi ada atau tidaknya orang yang masuk ke dalam bilik tersebut, dengan mengeluarkan data digital 0 dan 1 yang artinya hanya bisa mendeteksi ada atau tidaknya orang.
Orang yang memasuki bilik tersebut dideteksi oleh sensor yang selanjutnya antiseptik/disinfektan dipompa dari reservoir dan terakhir disemprotkan melalui nozzle spray. Sensor lainnya menggunakan sensor water level, yang berguna untuk mendeteksi masih atau tidaknya cairan antiseptik/disinfektan dan jika sudah habis maka indikator pada panel akan menyala dengan berkedip-kedip. Bilik antiseptik ini dibuat oleh Mahasiswa Kelompok Studi Teknik Elektro angkatan 2017 yakni I Putu Agus Surya Adi Pratama, I Putu Dharmawan, serta I Putu Dicky Septiawan Dadri dengan pembimbing Ir. I Nyoman Budiastra, MKes., MT.
Terdapat pula Bilik Swab Test yang dibuat oleh Mahasiswa Kelompok Studi Teknik Elektro didampingi oleh pembimbing yang sama, 2 unitnya disumbangkan ke RSPTN Unud. Adapun Bilik Swab tersebut berfungsi untuk membantu tenaga medis yang akan melakukan Swab Test pada pasien Covid-19, dimana tenaga medis dalam hal ini tidak perlu menggunakan APD lengkap sehingga dapat menghemat APD khususnya baju Hazmat. Meskipun bilik tersebut sangat tertutup, dokter yang melakukan pengambilan sampel tidak akan kekurangan oksigen atau kepanasan karena terdapat kipas yang dipasang di dalam bilik untuk mengatur suhu. Tak hanya itu, terdapat pula sebuah lampu yang diletakkan di dalam bilik dimana akan membantu dokter dalam melakukan pemeriksaan pasien pada malam hari. Tak ketinggalan tersedia sebuah meja untuk membantu dokter dalam meletakkan barang atau dapat juga memudahkan dokter dalam menulis hal-hal yang diperlukan.
Disamping kedua bilik tersebut, Mahasiswa Teknik Mesin Unud turut membuat 200 buah face shield (pelindung wajah) yang disumbangkan ke RSPTN Unud. Mahasiswa dibalik face shield tersebut yakni I Dewa Made Oka Dharmawan, Putu Brahmanda Sudarsana, I Gusti Lanang Aditya Pradnyana, dan Ni Made Ayu Rita Adriani yang dibimbing oleh Prof. I Dewa Ary Subagia, PhD. “Face Shield yang kami produksi menggunakan 3D printing dan memiliki ukuran yang lebih kecil daripada umumnya. Pengurangan ukuran ini dapat dilakukan dengan implementasi konsep struktur compliant mechanism pada face shield, sehingga memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan pada ukuran aslinya saat digunakan. Struktur compliant ini pun dimodifikasi dengan bentuk lubang honeycomb. Dengan variasi tersebut, face shield ini juga disesuaikan dengan standar yang ada untuk mengantisipasi kesalahan fungsi”, papar Suardana.
Selanjutnya, terdapat bilik otomatis terintegrasi dengan alat ukur suhu yang terdiri atas 3 komponen utama yaitu rangka sebagai tempat dilakukannya sterilisasi, instalasi kelistrikan yang menjalankan sistem sterilisasi ini, dan instalasi penyemprotan sebagai penyemprot antiseptik. Keseluruhan mekanisme kerja dari sistem penyemprotan ini pun dilakukan secara otomatis yang bertujuan untuk mengurangi kontak fisik orang yang memasuki bilik dengan benda di dalamnya. Selain itu, bilik ini dilengkapi termometer dengan penopang yang bisa diatur ketinggiannya sesuai tinggi orang yang akan diukur suhu badannya serta jelas tidak memerlukan orang lain untuk mengukur suhu. Adapun bilik otomatis terintegrasi dengan alat ukur suhu tersebut dibuat oleh Mahasiswa Kelompok Studi Otomotif WEIMANA (Teknik Mesin) yaitu, I Dewa Made Oka Dharmawan, Faris Fauzi Anas, I Gede Wawan Saputra, I Made Wirastawan, I Kadek Suka Purnayasa, I Nyoman Nayagiri Putra, I Kadek Parwa, Putu Handika Maulana, I Kadek Riko Ade Antara, Komang Edik Gandira Putra, Agus Wisnu Kusuma Nata dengan bimbingan Prof. I Dewa Gede Ary Subagia, ST,. MT,. Ph.D.
Terakhir, terdapat pula mesin cuci tangan fully automatic yang dibimbing oleh Dr. Ir. Ni Wayan Sri Ariyani MM. dengan bantuan dari Mahasiswa Teknik Elektro yakni, I Kadek Aditya Kerta Putrawan, Agus Surya Mahendra Nata, Mas Nyoman Ngadeg Adi Chandra, Yohaness Andre Setiawan, Dewa Gde Santa Semaralawa, Gede Prananda Putra. Mesin ini meramu fungsi utamanya yakni mengeluarkan sabun cuci tangan, air dan pengering tangan yang keseluruhannya dikontrol secara otomatis melalui sensor LED. Ketika kening didekatkan dengan sensor terjadi respons deteksi, kemudian ketika tangan didekatkan dengan sensor mengakibatkan adanya tegangan yang fungsinya memberikan inputan pada mikrokontroler, selanjutnya mikrokontroler memberikan perintah pada solenoid agar sabun cuci dan pompa mampu mengeluarkan air sekaligus akhirnya mampu mengeringkan tangan. Alat tersebut telah terpasang di gedung Dekanant Fakultas Teknik Unud.
Penulis: Putu Sartini
Penyunting: Yuko Utami