Bird Watching di Pelabuhan Benoa

Bird watching atau dalam bahasa Indonesia sering disebut pengamatan burung merupakan bentuk kegiatan mengamati burung di alam bebas. Biasanya pengamatan ini dilakukan dengan mata telanjang maupun menggunakan alat bantu lainnya seperti teropong binokuler. Tujuan dari pengamatan ini tidak hanya sekedar untuk melakukan rekreasi, namun memiliki tujuan lain seperti mengidentifikasi jenis burung maupun jumlah mereka. Kegiatan ini biasa dilakukan untuk mengumpulkan data burung di suatu wilayah yang menjadi target pengamatan.

Bird watching merupakan salah satu aktivitas konservasi alam untuk melestarikan serta mempertahankan habitat dan keberadaan ragam burung tertentu. Asian Waterbird Census (AWC) 2021 merupakan kegiatan tahunan yang diadakan oleh organisasi Wetlands International untuk melakukan konservasi terhadap burung air dan habitat lahan basah dari burung itu sendiri. Kegiatan AWC ini bersifat sukarela yang selalu diadakan dari bulan Desember hingga Februari di tahun berikutnya. Adapun kegiatan yang dilakukan berupa pemantauan burung air oleh sukarelawan dan kemudian akan dikoordinasikan hasilnya pengamatan tersebut kepada Wetlands International.

Mahasiswa Pecinta Alam “Wanaprastha Dharma” Universitas Udayana (Mapala “WD” Unud) merupakan organisasi di bawah naungan Universitas Udayana dengan lingkup kepecintaalaman. Divisi konservasi adalah salah satu divisi yang ada di Mapala “WD” yang berfokus pada aktivitas pelestarian serta pengembangan sumber daya dan permasalahannya. Hal inilah yang mendorong divisi konservasi untuk menjadi salah satu sukarelawan dari kegiatan AWC agar dapat membantu melestarikan keberadaan burung air yang ada di Bali. Aktivitas bird watching yang dilakukan divisi konservasi Mapala “WD” bertempat di Pelabuhan Benoa pada tanggal 14 Februari 2021. Pelabuhan Benoa dipilih karena lokasinya yang sering menjadi tempat migrasi dari burung air serta tempatnya yang strategis untuk mengambil foto serta mengamati ragam burung yang ada.

Lokasi Pelabuhan Benoa, Tempat Bird watching dilaksanakan


Pengamatan burung dilakukan pada dua waktu, yakni pagi dan sore hari. Alat bantu yang digunakan berupa kamera serta binokuler. Melakukan pengamatan burung tidak hanya asal langsung turun ke lapangan tanpa mempertimbangkan beberapa hal, seperti tidak menggunakan wewangian (parfum), tidak menggunakan pakaian dengan warna yang mencolok, tidak berisik, dan harus siap kotor. Semua hal ini dilakukan karena nantinya burung dapat mengetahui keberadaan manusia yang ada di dekatnya, dan hal ini dapat membuat pengamatan burung menjadi terganggu serta tidak ada hasil yang maksinal untuk pemenuhan data burung nantinya. Harus siap kotor, dimaksudkan bahwa sudah pasti kita harus melalui medan yang berlumpur serta melewati beberapa aliran air yang cukup deras. Jika hal ini tidak dilakukan, maka penyesuaian akan posisi burung berada akan sulit dilakukan. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah cara mendekati burung. Pengamat harus berjalan secara mengendap-endap dan sedikit membungkuk, baru kemudian saat telah berada di posisi yang pas untuk mengambil gambar, pengamat tengkurap demi mencegah burung mengetahui keberadaan manusia. Jika dirasa kurang pas saat pengambilan gambar dengan tengkurap, pengamat dapat mengambil gambar burung sekaligus pengamatan dengan posisi duduk.

Pengamat berjalan mengendap-endap saat akan mendekati burung


Pengamatan burung menggunakan binokuler


Pengambilan gambar sekaligus pengamatan burung


Pengambilan gambar dengan posisi tengkurap

Data yang berhasil dihimpun oleh pengamat adalah terdapat 7 spesies burung air, 265 individu burung air. 7 spesies burung yang berhasil diamati, yaitu Blekok Sawah, Cangak Besar, Kuntul Cina, Cerek Tilil, Gajahan Pengala, Daralaut Jambul, dan Daralaut Tiram. Semua spesies ini termasuk burung air dengan masing-masing jenisnya memiliki jumlah yang berbeda-beda di dalam kawanannya. Hasil identifikasi ini langsung diserahkan kepada pihak AWC sebagai data pengamatan dari divisi konservasi Mapala “WD” Unud.


Salah satu hasil tangkapan gambar pengamat terhadap burung air jenis Cangak Besar


Sekawanan burung air jenis Cerek Tilil


Foto bersama divisi konservasi Mapala “WD” Unud