LIDM adalah ajang kompetisi mahasiswa bertalenta di bidang digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai upaya untuk meningkatkan soft skill, literasi teknologi, dan prestasi mahasiswa yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa di bidang informasi teknologi dan berbagai digital technology, mendorong peningkatan kemampuan dalam menumbuhkembangkan kreativitas dan inovasi dalam digitalisasi, memberikan masukan untuk perbaikan kondisi di lingkungan dalam bidang digital, serta mendorong peningkatan kualitas pembelajaran di bidang informasi teknologi. Terdapat lima divisi yang dilombakan pada LIDM yaitu Inovasi Teknologi Digital Pendidikan, Inovasi Materi Digital Pendidikan, Video Digital Pendidikan, Poster Digital, dan Microteaching Digital.

Kamis, 6 April 2023 bertempat di Aula Wiswakarma Lt. 4 Gedung Fakultas Teknik Universitas Udayana Denpasar diadakan kegiatan Pemantapan Persiapan mengikuti Lomba Inovasi Digital tingkat Nasional tahun 2023 dihadiri oleh Kepala Biro Kemahasiswaan yang diwakili oleh Koordinator Minat dan Penalaran I Made Budiastrawan, Ketua dan Sekretaris Pusat Kreativitas dan Prestasi mahasiswa , Ketua dan Sekretaris Unit Penalaran dan Kreativitas, Para Pembimbing LIDM 2023, dan Para Ketua Peserta LIDM 2023, dan dimoderatori oleh Bima Kumara Dwi Atmaja, SH., MH.

Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Pusat Kreativitas dan Prestasi mahasiswa Dr. Drs. I Wayan Santiyasa, M.Si, dalam sambutannya mohon bantuan narasumber dari 16 propasal yang masuk perwakilan Universitas Udayana agar dibimbing menjadi lebih baik dan optimal. Adapun kegiatan nanti recananya akan diselenggarakan di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Bimbingan sangat diharapkan untuk lolos ke tahap final. “Semoga proposal bisa lebih mantap dan lebih baik sehingga optimal berprestasi di laga LIDM tahun 2023, ucapnya.

Dr. Rer. Nat. I Wayan Karyasa, S.Pd., M.Sc selaku narasumber memaparkan secara detail bagaimana dan apa yang wajib dan harus dilakukan agar karya masuk ke tahap selanjutnya. “Poster ilmiah yang informatif, posting di Instagram, bagaimana informasi menjadi efektif dan efisien, menyentuh hati para pembaca sehingga dewan juri dapat menilai viewer masing-masing karya sebagai salah satu bahan penjurian. Intinya mahasiswa menyetor proposal akan tetapi bentuknya berbeda-beda sesuai marwah masing-masing sesuai dengan pedoman, terangnya.