Selamat datang kawan-kawanku! Selamat datang di Universitas Udayana Tercinta!  


Kami dari UKM Penalaran mengucapkan selamat pada kalian para calon aktivis nalar, para calon buruh intelektual yang pada akhirnya telah mencapai tahap MAHA-siswa.

Sebagai salah satu UKM dengan basis penulisan, kami mengajak kalian yang gemar menulis, berpikir, menganalisis atau bahkan hanya sekadar hobi menonton film untuk bergabung dengan USC.

Kalian adalah “orang-orang beruntung”, karena berhasil masuk ke universitas ini, walau barangkali banyak dari kalian yang memilih kampus ini sebagai opsi terakhir karena tidak diterima di kampus lain yang lebih ternama atau karena tendensi lokalitas dan larangan orangtua untuk jauh dari rumah. Tapi maaf, “keberuntungan” ini mungkin tak akan lebih dari sekadar ucapan selamat di perayaan penerimaan kalian.

Di tahun pertama, saat kalian masih hijau-hijaunya, kalian sudah harus bertemu dengan senior-senior berpemikiran konservatif yang akan membentak-bentak kalian di masa orientasi untuk membentuk tubuh-tubuh yang patuh sebagai upaya pendisiplinan. Mereka percaya bahwa “kepatuhan” pada figur yang memiliki kuasa adalah hal yang baik.

Setelah melalui proses orientasi dan dinyatakan “resmi” menjadi bagian dari kampus ini, kalian masih juga akan menemui beberapa dosen yang tidak kalah konservatif, yang hanya akan mendidik kalian sekadar sebagai “alat-alat untuk bekerja” selepas lulus. Tak mengherankan nantinya, setelah keluar dari kampus ini, banyak mahasiswa pertanian, yang memilih bekerja sebagai pegawai bank; atau mahasiswa antropologi yang bekerja sebagai pegawai hotel, dan seterusnya.

Kalian sial, karena di tengah-tengah sistem masyarakat yang mengharuskan kalian terasing satu sama lain; saling sikut untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, kalian justru masuk di kampus yang kebanyakan organisasinya hanya mengajarkan kalian untuk menjadi Penyelengara Event (Event Organizer).

Sangat besar kemungkinan kalian akan tersikut oleh sarjana lain yang lebih kompeten dari kalian, dan berakhir di pekerjaan yang tidak kalian inginkan.

Itulah sebabnya kalian butuh “filsafat” sebagai bekal untuk hidup nantinya. Dengan filsafat, kalian akan mampu memahami persoalan struktural, bahwa kalian hidup di dalam sistem yang tidak adil—yang menjadikan kalian tak lebih dari budak-budak terpelajar, dan kalian telah diajarkan untuk “patuh pada sistem” semenjak di masa orientasi kalian.

Filsafat akan mengajarkan kalian untuk berpikir rumit namun jernih.

Meski USC baru mencoba untuk menjadi UKM pionir, tapi disini kita belajar berdiskusi secara filosofis dan mempelajari filsafat secara sederhana melalui fenomena-fenomena sosial yang ada. Kita adalah perkumpulan pelajar yang terbuka untuk berbagi pandangan atas banyak hal: dari hal paling elementer serupa keadilan, hingga hal-hal yang terkait budaya populer dan membedahnya secara filosofis. Bahkan kita tersusun dari berbagai jenis karakter: dari penikmat sastra, penyuka teknologi, hingga manusia yang anti pada kemapanan—bergabunglah di perkumpulan ini, jika kalian memiliki konsen yang serupa.

Berpikir melampaui waktu, melihat yang tak terlihat, membaca yang hilang, dan menyuarakan yang diam.


my home