Susur gua merupakan salah satu kegiatan alam bebas berupa penelusuran atau penjelajahan gua. Pemanfaatan ataupun fungsi dari gua yang berkembang saat ini telah bermacam – macam, mulai dari daya tarik wisata, daya tarik wisata religi, objek penelitian hingga yang dilindungi ketat (konservasi) melalui cagar budaya maupun cagar alam karena keunikan dan kerapuhan ekosistem gua itu sendiri. Bali menjadi salah satu pulau di Indonesia yang memiliki banyak gua berpotensi namun belum banyak diketahui dan dilestarikan. Susur gua kemudian menjadi salah satu divisi yang dihadirkan pada Udayana Scientific Excursion (USE) 2021, yang pada tahun ini dilaksanakan di Provinsi Bali. Divisi ini berfokus pada eksplorasi gua – gua yang ada di Provinsi Bali, guna mendukung pembuatan basis data serta pendataan potensi gua.
Kegiatan penelusuran gua – gua di Bali telah dilakukan oleh 8 orang atlet divisi susur gua serta beberapa tim support selama 3 bulan, yaitu 27 Maret – 20 Juni 2021. Meski sedang berada di tengah kondisi Pandemi Covid-19, hal ini tidak menghentikan kegiatan penelusuran gua yang dilakukan di sejumlah titik di wilayah Bali. Selama penelusuran, setiap atlet maupun tim support yang ikut dalam penelusuran diharuskan untuk selalu mematuhi protokol kesehatan yang berlaku, seperti berada di kondisi yang prima atau tidak sakit, menjaga jarak, selalu mencuci tangan, dan mengenakan masker selama melakukan penelusuran atau saat berinteraksi dengan yang lainnya
Penelusuran gua ini telah dilakukan di seluruh kabupaten di Bali (Badung, Bangli, Buleleng, Gianyar, Jembrana, Karangasem, Klungkung dan Tabanan). Total gua yang telah berhasil di data yaitu sejumlah 50 gua, dengan 2 gua di wilayah Kabupaten Badung, 13 gua di wilayah Bukit Jimbaran, 2 gua di wilayah Kabupaten Bangli, 2 gua di wilayah Kintamani, 3 gua di wilayah Kabupaten Buleleng, 7 gua di wilayah Kabupaten Gianyar, 3 gua di wilayah Kabupaten Jembrana, 4 gua di wilayah Kabupaten Karangasem, 3 gua di wilayah Kabupaten Klungkung, 2 gua di wilayah Nusa Penida dan yang terakhir yaitu 9 gua di wilayah Kabupaten Tabanan. Adapun jenis dari gua tersebut terdiri dari gua karst, gua andesit, dan gua lava. Gua – gua yang telah di data ini terbentuk secara alami, dan adapula yang merupakan gua buatan. Dari sekian banyak titik penelusuran gua di Bali, ditemukan bahwa kebanyakan dari gua yang ada di Bali telah difungsikan menjadi sarana tempat peribadahan umat agama hindu dan media spiritual/meditasi. Hal tersebut memberikan catatan lebih bagi para atlet dalam memberikan informasi pada pembuatan basis data yang akan disusun.
Pada pengambilan data sendiri, di setiap penelusuran gua, masing-masing atlet memiliki tugas dalam mengambil data informasi berupa titik koordinat lokasi gua, pengukuran mulut gua (tinggi dan lebar entrence), penelusuran lorong gua, pengamatan kondisi dan potensi gua, serta pengambilan dokumentasi gua. Data ini kemudian akan menjadi bagian dari pembuatan database digital yang nantinya diharapkan dapat diakses oleh lebih banyak orang serta dapat memberikan catatan informasi lebih bagi para peneliti atau penelusur gua untuk setiap gua – gua yang ada di Bali.
Selain di Pulau Bali, penelusuran gua juga dilakukan di pulau kecil saudaranya, yaitu Nusa Penida. Penelusuran gua di wilayah Nusa Penida sudah sempat dilakukan pada program kegiatan lain yaitu Pelatihan Tingkat Lanjut (PTL) 2020 Divisi Susur Gua dan turut menyumbangkan data informasi gua pada kegiatan ini. Rencananya kegiatan penelusuran gua – gua lain di Nusa Penida akan dilakukan kembali oleh atlet susur gua USE 2021. Namun, kebijakan dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan di Jawa – Bali pada 3 s.d. 20 Juli 2021 mengharuskan kegiatan penelusuran ini ditunda hingga batas waktu yang memungkinkan. Hal ini cukup disayangkan karena Nusa Penida merupakan salah satu kawasan karst dengan banyak gua yang belum terdata. Meskipun demikian, panitia dan seluruh atlet dapat mengerti kondisi yang sedang terjadi dan menilai PPKM penting dilakukan untuk menekan laju penyebaran Covid-19.

artikel susur gua