Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), peranan Etika menjadi semakin menonjol. Etika menjadi salah satu aspek yang berusaha untuk dibangkitkan kembali karena kemajuan IPTEK membawa nilai-nilai baru yang tidak sama dengan nilai-nilai lama. Etika akan mendorong seseorang untuk bersikap kritis dan rasional oleh karena itu diperlukan adanya peran Tatwa sebagai benang yang menuntun umat hindu untuk terus berjalan sesuai Dharma. Berangkat dari permasalahan ini Forum Persaudaraan Mahasiswa Hindu Dharma Universitas Udayana (FPMHD-Unud) mengadakan Gema Bhakti Saraswati XLV (GBS XLV) sebagai implementasi Etika dan Tatwa serta wujud Bhakti kepada Hyang Aji Saraswati. 
 Jumat, 10 Mei 2019 merupakan hari pertama dari tiga rangkaian kegiatan GBS XLV yang dilaksanakan selama tiga hari. Lomba membuat gebogan dan ngelawar antar fakultas di lingkungan Universitas Udayana merupakan kegiatan yang ditujukan sebagai sarana pengembangan kreativitas yang dicerminkan melalui semangat ngayah Mahasiswa Universitas Udayana. Dilangsungkan pada hari pertama bertempat di Padmasana Widya Maha Amrtha, Kampus Sudirman, lomba ini diikuti oleh 8 peserta lomba Gebogan dan 7 orang peserta Ngelawar.  
     GBS XLV turut menghadirkan I Ketut Eriadi Ariana, S.S sebagai pembicara pada Malam Sastra yang merupakan rangkaian kegiatan kedua yang dilangsungkan pada (11/05) di Padmasana Widya Maha Amrtha, Kampus Sudirman. “Apa yang lebih gelap dibandingkan diri sendiri? Dari semua hal yang paling rahasia dan pengetahuan yang paling digjaya, pemahaman tentang diri sendiri adalah yang paling sulit” jelas Bli Eriadi begitu sapaan akrabnya. Pengetahuan laksana cahaya yang menerangi gelapnya kebodohan dimana pengetahuan memegang kendali yang sangat penting dalam kehidupan. Kebodohan dan rasa malas dalam diri seseorang dapat diminimalisir dengan mengejar ilmu pengetahuan dan meningkatkan kualitas diri.” Tidak ada pengetahuan yang turun langsung dari langit, tak ada kebahagiaan yang didapat hanya dengan proses ritual tanpa penyuburan ke dalam. Singgasana kata itulah yang disebut cintamani, permata pengabul segala macam keinginan” sambung Bli Eriadi. Pengetahuan memang pemberi hidup segala mahkluk, tetapi hanya manusialah yang memperoleh anugerah berfikir untuk memperoleh ilmu pengetahaun. Doa dan usaha layaknya sebuah fungsi yang memiliki korelasi positif sempurna dalam mencapai kebahagiaan yang sejati.  
     Sebagai penyempurna Ritual Saraswati, GBS XLV ditutup dengan melangsungkan Banyu Pinaruh pada (12/05) yang bertempat di Pura Keraban Langit, Desa Sading, Mengwi, Badung. Banyu pinaruh merupakan titik awal periode wuku, sehingga akan sangat baik jika sebelum mengawali suatu periode yang baru dan sebelum mengisi diri dengan pengetahuan, alangkah baiknya membersikan tubuh dengan air suci (penglukatan).