"Menanamkan Pola Pikir Kritis dan Inovatif Generasi Millenial dalam Mengawal Indonesia Baru. "
FUI (FISIP Untuk Indonesia) merupakan sebuah program unggulan terbaru BEM FISIP Kabinet DasaJuang yang dimana program ini langsung diamanahkan kepada Departemen KASTRAT (Kajian dan Aksi Strategis) BEM FISIP UNUD. FISIP Untuk Indonesia merupakan sebuah konferensi yang membahas mengenai permasalahan sosial politik baik yang ada di kampus maupun di Bali yang nantinya hasil dari konferensi ini akan dibawa pada temu dekan (hasil FUI Tingkat FISIP UNUD) dan dari hasil tersebut akan dibawa kepada konfrensi yang lebih besar dan dari hasil konfrensi FISIP se-Bali tersebut akan diserahkan langsung kepada pihak pemerintah (hasil FUI Tingkat Universitas se-Bali).
Program FUI ini berlangsung selama 2 bulan yaitu pada 30 Maret 2019 dan rangkaian kedua pada 26 hingga 27 April 2019. Pada rangkaian pertama, FUI dihadiri oleh perwakilan enam ormawa, BPM FISIP, beserta linimassa FISIP yang ada di lingkungan FISIP Universitas Udayana. Acara ini berlangsung di Aula Wismakarma Fakultas Teknik Universitas Udayana.
Pada rangkaian kedua, Konferensi FISIP Untuk Indonesia dihadiri oleh 6 universitas ternama yang ada di Bali yaitu Universitas Warmadewa, Universitas Pendidikan Ganesha, Universitas Panji Sakti, Universitas Pendidikan Nasional, Universiras Dwijendra, dan Universitas Udayana sebagai tuan rumah. Sedangkan di rangkaian ketiga yaitu pada tanggal 27 April 2019, telah dilaksanakan sebuah talkshow yang membicarakan mengenai masalag sosial dan politik yang ada di Indonesia. Pada talkshow kali ini, BEM FISIP unud mengundang tiga pembicara ternama yang ahli pada masing masinv bidangnya yaitu Gede Pasek, S.H.,M.H selaku DPD-RI, I Dewa Agung Gede Lidartawan, S.TP.,M.P selaku ketua KPU Bali, dan Gede Kamejaya, S.Pd.,M.Si jselaku akademisi. Rangkaian kedua dan ketiga acara FISIP Untuk Indonesia diselenggarakan di aula Student Centre Universitas Udayana.
Keseluruhan rangkaian acara FISIP Untuk Indonesia yang dimulai dari konfrensi tingkat fakultas hingga universitas se-Bali telah menghasilkan suatu hasil konferensi yaitu berupa policy brief. Tujuan dari policy brief ini untuk memberi masukan kepada Komite III DPD RI tentang peran generasi muda dalam mengawal Indonesia baru dalam perspektif generasi muda itu sendiri.
Permasalahan generasi muda saat ini kebiasaannya dengan menggunakan gadget atau pc membuat generasi muda menjadi apatis dan lupa akan kebiasaan sosialnya dikehidupan nyata karena terlalu fokus dengan dunia maya. Maka dari itu telah dihasilkan suatu rekomendasi dari hasil konferensi ini yaitu perlunya program pendidikan politik goes to school yang bekerja sama dengan universitas, KPU, dan lembaga lainnya. Bentuk realitas kegiatannya seperti mengajak komunitas-komunitas untuk bekerjasama sebagai bentuk pengoptimalisasian peran generasi muda dalam literasi dan edukasi politik, mengintenskan kegiatan workshop literasi media, pemanfaatan tools ruang publik seperti forum bebas berbicara, dan pengoptimalkan dan mengemas progam pemerintah agar menarik minat generasi muda untuk ikut serta khususnya di bidang sosial dan politik.