“Apa? Buku?, ngga ahh, mending baca webtoon wkwk”, saut widya, sapaan akrabnya setelah saya mengajaknya untuk membaca buku di Ruang Baca kampus. 
 
     Fakta ini menunjukkan bahwa minat baca generasi Y yang lebih dikenal sebagai generasi milenial sangatlah sedikit. Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara untuk masalah membaca. Padahal dengan membaca buku, selain wawasan menjadi bertambah juga akan membuat orang yang gemar melakukannya memiliki hubungan sosial yang baik. Peka akan keadaan ini, Forum Persaudaraan Mahasiswa Hindu Dharma Universitas Udayana (FPMHD-Unud) mengangkat tema “Pentingkah Budaya Literasi bagi Mahasiswa?” pada diskusi akhir pekan minggu keduanya yang bertempat di Sekretariat FPMHD-Unud, Minggu (17/2). 
     “Rata-rata orang Indonesia hanya membaca buku kurang dari satu jam/hari” jelas Teddy Chrisprimanata, pemandu jalannya diskusi. “Mahasiswa jaman sekarang lebih dekat dengan ponselnya dan kian hari kian lupa dengan buku yang merupakan sumber utama ilmu pengetahuan, sangat miris. Oleh karena itu, kami agendakan diskusi ini dengan harapan akan terus berlanjut agar literasi bisa menjadi budaya khususnya di lingkungan FPMHD-Unud” jelas Eka, sapaan akrabnya selaku Koordinator FPMHD-Unud. Diskusi ini juga menghadirkan dua pembicara yang berkompeten yaitu I Wayan Darmayasa, Koordinator Nalar Mahasiswa dan Pemuda (Narmada Bali) dan I Kadek Nova Semadi, Ketua PC Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) Bangli Periode 2017-2019. ”Negara hanya menyediakan jaminan kesehatan, bukan jaminan kewarasan. Maka, membacalah!” tandas I Wayan Darmasa tanda berakhirnya diskusi.