Sabtu, (9/2) Forum Persaudaraan Mahasiswa Hindu Dharma Universitas Udayana (FPMHD-Unud) menggelar Diskusi Akhir Pekan dengan “Esensi Tumpek Krulut Bagi Kehidupan Masyarakat Hindu Di Bali” sebagai pokok bahasan. Saniscara Kliwon Wuku Krulut adalah Rahina Tumpek Krulut yang jatuh setiap 210 hari dan merupakan pemujaan kepada Hyang Iswara. “Di kalangan masyarakat berkembang bahwa Tumpek Krulut adalah Valentine-nya Bali, benarkah demikian? Atau bukan demikian?”, tanya I Putu Eka April Yanto selaku pemandu acara memberikan sumbu diskusi. Padmasana Widya Maha Amrtha Kampus Unud Sudirman yang menjadi tempat diselenggarakannya kegiatan kian panas setelah Putu Eka Sura Adnyana, S.Ag., S.S sebagai pembicara memberikan wejangan kepada peserta diskusi.  
    “Valentine day dan Tumpek Krulut sangat berbeda, valentine day penuh akan sejarah kelam, dikenal sebagai hari kasih sayang kepada orang yang dikasihi saja. Logikanya, orang yang tidak dikasihi berarti tidak dapat diberikan cinta kasih, sangat berbanding terbalik dengan perayaan tumpek khususnya. Tumpek Krulut merupakan sebuah upacara yang sangat kita hormati, mengingatkan cinta kasih bukan hanya kepada sesama manusia tetapi keterkaitan cinta kasih kepada Sang Hyang Jagat Karana. Manava seva madhava seva “melayani sesama manusia dengan cinta kasih, sama dengan melayani Tuhan”. Demikian hakekat sesungguhnya, alangkah tidak bijaknya jika ada yang menyandingkan valentine day sama dengan Tumpek Krulut, sesungguhnya Tumpek Krulut-lah yang melebihi cakupan luas dari valentine day”, simpul Putu Eka Sura Adnyana, S.Ag., S.S.