Gelap, senyap, dan udara yang terasa lebih lembab dari biasanya menyelimuti Gua Peteng Sawangan, Peminge, Kuta Selatan, Badung, Bali. Bagi sebagian orang, memasuki gua mungkin terasa seperti menembus dunia yang asing dan penuh misteri. Namun, bagi para Calon Anggota (CA) Mahasiswa Pencinta Alam "Wanaprastha Dharma" Universitas Udayana (Mapala "WD" Unud), ini adalah tantangan yang telah lama dinantikan, sebuah ujian keberanian dalam Mini Tryout Divisi Susur Gua.
Mini Tryout (MTO) merupakan tahap wajib bagi seluruh CA dalam Masa Bimbingan Pelatihan Tingkat Dasar (PTD) XLII. Lebih dari sekadar latihan, ini adalah pengalaman nyata dalam mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari. Pada 20-22 Januari 2025, empat CA yaitu Gede Naulan Narotama (CA-2442020), I Komang Toya Arya Wijaya (CA-2442011), I Gede Bhikanya Wira Putra (CA-2442022), dan Angelina Patricia Marsya Jacob (CA-2442026) melakukan eksplorasi gua didampingi tiga anggota Mapala “WD” sebagai instruktur yaitu Diyan Ayu Wijayanti (WD-2239778) serta pendamping instruktur Irfan Maulana Azizy (WD-2239768) dan Anugerah Banyu Bela Justitia (WD-2441789). Mereka menelusuri kegelapan gua, mengukur lorong-lorong sempit, serta menghadapi tantangan medan vertikal yang menguji ketahanan mental dan fisik melalui praktik Single Rope Technique (SRT).
Pada kegiatan Mini Tryout Divisi Susur Gua PTD XLII, para peserta melakukan penelusuran gua horizontal, pemetaan gua horizontal, pendataan flora, fauna, dan ornamen, serta simulasi gua vertikal dengan praktik Single Rope Technique (SRT) yang dilaksanakan di dua lokasi, yaitu Gua Peteng Sawangan, Peminge, Kuta Selatan, Badung, Bali, dan Jembatan Jalan Raya Nusa Dua Selatan, Lingkungan Sawangan, Kuta Selatan, Badung, Bali. Praktik SRT dilaksanakan di Jembatan Jalan Raya Nusa Dua Selatan. Sedangkan praktik penelusuran gua horizontal dilaksanakan di Gua Peteng Sawangan.
Pada kegiatan MTO hari pertama, peserta melakukan praktik Single Rope Technique (SRT) sebagai simulasi penelusuran gua vertikal di Jembatan Jalan Raya Nusa Dua Selatan, Lingkungan Sawangan, Kuta Selatan, Badung, Bali. Dalam praktik ini, peserta diberikan gambaran mengenai medan yang akan dihadapi di gua vertikal yang sesungguhnya. Dengan hanya mengandalkan tali dan teknik yang telah dipelajari, peserta harus turun dari ketinggian, seakan melayang di udara. Praktik SRT berperan penting dalam membantu para peserta untuk menjelajahi gua vertikal dengan lebih percaya diri. SRT bukan sekadar latihan fisik, tetapi juga latihan mental. Butuh fokus dan keberanian untuk mempercayakan diri pada seutas tali di antara ketinggian yang menjulang. Setiap peserta menghadapi ketakutan masing-masing, tetapi satu per satu, ketakutan itu berhasil ditaklukkan. Dengan setiap langkah yang diambil, setiap simpul yang dikunci, dan setiap tarikan tali yang dilakukan dengan penuh keyakinan, bukan hanya medan yang ditaklukan, tetapi juga keberanian yang semakin ditempa.
Di hari kedua, petualangan sesungguhnya dimulai. Gua Peteng Sawangan, Peminge, Kuta Selatan, Badung, Bali, menjadi lokasi yang dipilih oleh tim untuk melakukan ekspedisi Mini Tryout. Tim menyusuri lorong-lorong sempit, merangkak di antara bebatuan, dan memetakan gua dengan penuh ketelitian. Penelusuran gua dilaksanakan di dua gua yang lokasinya berdekatan, yaitu Gua Peteng Sawangan A dan Gua Peteng Sawangan B. Kegiatan pemetaan dilakukan dengan pembagian tugas yaitu I Komang Toya Arya Wijaya (CA-2442011) sebagai leader bertugas untuk memimpin tim dan membantu deskriptor, I Gede Bhikanya Wira Putra (CA-2442022) sebagai shooter membawa alat klinometer, kompas dan meteran dengan tugas sebagai pembaca alat-alat ukur, Angelina Patricia Marsya Jacob (CA-2442026) sebagai stasioner dengan tugas sebagai titik acuan tembak dari shooter dan mencatat data yang diperoleh dari shooter, Gede Naulan Narotama (CA-2442020) sebagai deskriptor bertugas dalam pembuatan sketsa dan menggambar detail lorong-lorong gua.
Penelusuran semakin mendalam di hari ketiga, dan kejutan demi kejutan bermunculan. Tim semakin dibuat takjub dengan adanya flora, fauna, dan ornamen khas gua yang memperlihatkan keunikan ekosistem bawah tanah. Tim melakukan penelusuran gua horizontal di lokasi yang sama, yaitu di Gua Peteng Sawangan, Peminge, Kuta Selatan, Badung, Bali. Penelusuran pertama dilakukan di Gua Peteng Sawangan A. Saat tim melakukan penelusuran, tepat di stasiun 8A, tim menemukan sepasang Tokek beserta telur-telurnya. Tepat di sekitar tokek itu berada, tim menemukan flora yang tumbuh di dalam gua, meskipun kondisi lingkungan yang gelap dan lembab. Hal ini menunjukkan adanya kehidupan yang dapat bertahan dalam kondisi ekstrem tersebut. Saat tim kembali melanjutkan penelusuran, tim mulai menemukan beberapa ornamen gua diantaranya Stalagtit, dan Stalagmit. Tim terhenti sejenak, terpesona mengamati ornamen-ornamen dalam gua, terutama bagi CA yang pertama kali menyaksikan keindahan ornamen tersebut secara langsung. Belum jauh dari lokasi penemuan ornamen stalagtit tersebut, di sekitar stasiun 10 tim kembali menemukan fauna gua berupa laba-laba.
Saat tim melanjutkan penelusuran gua lebih dalam lagi, tepatnya di sekitar stasiun 13, tim menemukan kawanan kelelawar yang sedang terlelap di atas langit-langit gua. Keberadaan kawanan kelelawar ini menjadi salah satu momen yang mengesankan, karena memberikan gambaran tentang ekosistem bawah tanah yang masih alami. Tim melanjutkan penelusuran ke Gua Peteng Sawangan B. Gua ini lebih kecil tetapi luas, dengan lorong-lorong yang pendek dan ruangan yang lebih terbuka. Saat tim berada di mulut gua, tim menemukan flora yang tumbuh dan menempel pada dinding batu gua. Selanjutnya, tim kembali menemukan fauna berupa cicak yang hidup di celah-celah dinding batu gua. Setelah penelusuran di dalam Gua Peteng Sawangan selesai, tim melanjutkan eksplorasi di sekitar lokasi gua dan menemukan fauna, termasuk seekor siput yang bertengger di sehelai daun dekat mulut gua serta kawanan monyet.
Mini Tryout Susur Gua ini memberikan banyak pengalaman berharga bagi CA. Dari praktik SRT yang mengajarkan CA untuk mengatasi rasa takut dan keraguan diri, hingga penelusuran gua yang mengubah pandangan mereka terhadap gua. Ketakutan, kelelahan, dan tantangan fisik yang dihadapi menjadi pelajaran berharga. Apa yang dulu terasa menakutkan, kini berubah menjadi sumber keberanian. Ketika tim akhirnya keluar dari gua, sinar matahari terasa lebih hangat dari sebelumnya. Wajah-wajah penuh debu dan keringat kini dihiasi dengan senyum kemenangan. Bukan sekedar menyelesaikan Mini Tryout saja, tetapi tim juga membawa pulang pengalaman yang akan selalu membekas dalam perjalanan mereka sebagai pecinta alam. “Dalam sunyi gua, kami menemukan keberanian. Dan dalam gelap, kami menemukan cahaya yang sesungguhnya di dalam diri kami sendiri”.