Pada tanggal 14-16 Januari 2025, Tim MTO Divisi Selam PTD XLII Mapala “WD” Universitas Udayana telah mengadakan kegiatan mini tryout yang bertemakan “Beneath the Harsh Surface: Stories of the Sea” di Jemeluk Reef, Pantai Jemeluk, Karangasem, Bali. Kegiatan ini melibatkan 4 calon anggota yaitu Jublina Medo Kale (CA-2442012), Sadira Prayata (CA-2442024), Joan Aurelia Tefanus (CA-2442003), dan Bagus Arya Negara Kutawaringin ( CA-2442028). Didampingi oleh 1 instruktur, Dwi Siwiasri Santika (WD-2340781) dan satu pendamping instruktur atas nama Bonifasius Bagus Suryapradana (WD-2441791), para calon anggota diajak untuk menyelami keindahan bawah laut sekaligus memberikan kesempatan bagi calon anggota untuk mengembangkan keterampilan mereka di dunia selam. Tak hanya itu, selama 3 hari menjalani serangkaian pelatihan dan penyelaman, para calon anggota juga melaksanakan tugas yang lebih besar untuk menghasilkan suatu output yang bersifat ilmiah. Pada kesempatan kali ini, output tersebut berupa pemetaan dive site dan juga pendataan biota laut.
Jemeluk Reef, terletak di Pantai jemeluk, Karangasem, Bali, terkenal dengan keanekaragaman hayati bawah lautnya yang luar biasa. Hamparan terumbu karang yang luas dan berbagai spesies ikan tropis serta atraksi bawah laut berupa underwater temple menjadikan lokasi ini sangat populer di kalangan penyelam dan wisatawan. Namun di balik keindahannya, terdapat tantangan besar terkait dengan kerusakan ekosistem yang terjadi di area ini.
Hari Pertama - Pengenalan dan Observasi Awal
Sesampainya di lokasi penyelaman, kegiatan dimulai dengan sesi orientasi yang bertujuan untuk mempersiapkan para peserta dalam menjalani kegiatan penyelaman. Hari pertama ini difokuskan untuk mempersiapkan para peserta dalam menjalani penyelaman, serta sebagai observasi awal untuk memetakan kondisi umum di sekitar Jemeluk Reef. Dengan teknik skindive, para calon anggota mulai menjelajahi kedalaman laut yang jernih, sambil melakukan pengamatan awal terhadap kondisi terumbu karang dan biota laut.
Pada hari pertama, para peserta disuguhi dengan pemandangan bawah laut yang memukau, mereka juga menemukan underwater temple yang menjadi spot wisata utama di lokasi ini. Namun, selain keindahan, para calon anggota juga mendapati beberapa temuan yang cukup mengejutkan seperti banyak bongkahan karang mati tersebar di sekitar area penyelaman yang mengindikasikan adanya kerusakan pada ekosistem terumbu karang. Hal ini sangat disayangkan, mengingat terumbu karang merupakan bagian penting dari keragaman hayati laut yang mendukung kehidupan berbagai spesies.
Hari Kedua - Pemetaan Dive Site
Memasuki hari kedua, para calon anggota memfokuskan kegiatan untuk pemetaan dive site . Dengan teknik yang sama yaitu skin dive, mereka menyelam lebih dalam dengan jangkauan yang lebih luas lagi untuk memetakan area situs penyelaman di Jemeluk Reef. Tujuan dari pemetaan dive site ini adalah untuk menentukan area-area penyelaman, seperti mendata kedalaman dan kondisi laut. Dengan pemetaan ini, para calon anggota berharap agar hasil dari pemetaan dapat menjadi acuan bagi para penyelam pemula maupun turis yang baru berkunjung ke Jemeluk Reef, Pantai Jemeluk, Karangasem, Bali.
Selama pemetaan, para peserta kembali menyaksikan kondisi terumbu karang yang memprihatinkan. Tidak hanya bongkahan karang mati, tetapi juga temuan banyak wisatawan yang dengan sadar menginjak atau berdiri di atas karang. Tindakan ini sangat merusak ekosistem, karena terumbu karang yang hidup membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk tumbuh dan berkembang. Kerusakan yang terjadi dalam waktu singkat ini dapat mengancam kelangsungan hidup berbagai biota laut yang bergantung pada terumbu karang sebagai tempat berlindung dan mencari makan.
Hari Ketiga - Pendataan Biota Laut
Pada hari ketiga, fokus kegiatan para calon anggota beralih ke pendataan biota laut. Para calon anggota melakukan penyelaman untuk mendokumentasikan berbagai jenis biota laut yang ditemui di Jemeluk Reef, baik di terumbu karang maupun yang hidup di dasar laut. Dalam proses pendataan, para calon anggota menemukan berbagai spesies ikan tropis dan beberapa jenis karang yang masih dalam kondisi baik. Calon anggota juga menemukan keberadaan ikan Spotfin Lionfish (Pterois Antennata), yang merupakan salah satu spesies ikan yang menarik namun juga memiliki potensi menjadi ancaman terhadap ekosistem terumbu karang. Penemuan ini bisa menjadi catatan penting untuk menambah gambaran tantangan yang dihadapi oleh ekosistem di Jemeluk Reef.
Selama kegiatan berlangsung, para calon anggota kembali menyayangkan kurangnya kesadaran pelaku wisata yang berkunjung pada lokasi ini. Banyak wisatawan yang masih kurang berhati-hati atau tidak sadar sehingga banyak yang mengenai karang bahkan dengan sengaja berdiri diatas karang tanpa memahami dampaknya terhadap kelestarian. Sebagai komunitas yang peduli terhadap lingkungan, Mapala “WD” Universitas Udayana merasa penting untuk menyuarakan pesan kesadaran ini kepada masyarakat luas. Tidak hanya pada para penyelam, tetapi juga wisatawan dan masyarakat lokal di kawasan ini.
Kegiatan ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua tentang betapa pentingnya menjaga ekosistem laut agar tetap lestari. Kesadaran dari segala pihak sangat penting dan dibutuhkan agar kawasan ini bisa tetap menjadi destinasi wisata bawah laut yang indah dan berkelanjutan. Mini tryout “Beneath the Harsh Surface: Stories of the Sea” ini bukan hanya sekadar ajang untuk mengasah keterampilan selam, tetapi juga sebagai bentuk kesadaran akan tanggung jawab kita semua terhadap alam. Semoga kegiatan ini bisa menjadi langkah positif dalam mempromosikan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian laut, dan menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk berwisata dengan cara yang lebih bertanggung jawab demi masa depan ekosistem bawah laut yang lebih baik.