Analisis Vegetasi di Hutan Belajar Desa Yeh Embang Kauh, Jembranaā€¯

Salah satu kelompok hutan di Bali yaitu RTK 19 memiliki panjang batas luar 333,6 km dengan jumlah pal batas 2.320. Kelompok hutan Bali Barat secara administrasi terletak di Kabupaten Jembrana (Kecamatan Pekutatan, Mendoyo, Negara, dan Melaya) dan Kabupaten Buleleng (Kecamatan Gerokgak, Seririt, dan Busungbiu), secara pemangkuan hutan terletak di RPH Pulukan, Yeh Embang, Tegal Cangkring, Candi Kusuma, Penginuman, Sumber klampok, Sumberkima, Gerokgak, Seririt, dan Dapdap Putih. Masing-masing kelompok hutan ini memiliki pembagian blok/petaknya. Pada kawasan yang hutannya berfungsi sebagai hutan lindung, pembagian blok terdiri atas satu blok atau lebih, yaitu blok inti, blok pemanfataan, dan blok khusus. 
 
Desa Yeh Embang Kauh, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana yang memiliki kawasan hutan lindung dan masuk dalam RTK 19 Bali Barat. Hutan Lindung tersebut menjadi sumber daya alam yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk tempat berkebun dan menanam tanaman produksi, seperti pisang, coklat, kopi, durian, cengkeh, dan lain sebagainya. Apabila ditinjau dari peraturan Kehutanan, hal tersebut tidak diperbolehkan. Oleh karena itu, tercetuslah ide oleh Basebali dan Yayasan IDEP Selaras Alam untuk memaksimalkan fungsi dari zona pemanfaatan. Ide yang tercetus yaitu pembuatan konsep hutan belajar. Pada zona ini akan dikembangkan hutan belajar di Desa Yeh Embang Kauh, Mendoyo, Jembrana yang telah disepakati bersama pada 10 Februari 2021.

Dokumentasi setelah diskusi tim divisi konservasi dengan pihak Yayasan IDEP dan Basebali saat survei
Untuk memperlancar pengumpulan data strata tumbuhan dalam Hutan Belajar, maka peserta PTL divisi konservasi memutuskan untuk melakukan analisis vegetasi di Kawasan Hutan Belajar pada Hutan Lindung Desa Yeh Embang Kauh, Mendoyo, Jembrana sekaligus melakukan tryout untuk memenuhi syarat sebagai anggota spesialisasi konservasi. Analisis vegetasi adalah suatu metode studi untuk mempelajari komunitas tumbuhan yang berada pada suatu daerah tertentu dengan mencangkup indentifikasi spesies dan bentuk pertumbuhan spesies. Adapun alat-alat yang digunakan dalam melakukan analisis vegetasi di anataranya peta kawasan Hutan Belajar, GPS, meteran, papan kertas, kertas kalkir, kompas, pensil tali kasur, kertas mika, gunting, HT, kamera, dan patok yang telah diberi tali raffia berukuran masing-masing 20 meter, 10 meter, 5 meter, dan 2 meter.

Peralatan dan perlengkapan untuk analisis vegetasi

Metode yang digunakan dalam proses analisis vegetasi ini adalah garis berpetak dengan melakukan pengukuran terhadap tingkat kelas pertumbuhannya. Tingkat kelas ini dibuat dengan ukuran 20x20 meter, 10x10 meter, 5x5 meter, dan 2x2 meter. Untuk lingkup 20 meter sampel yang diambil berupa pohon, lingkup 10 meter sampel yang diambil berupa tiang, lingkup 5 meter sampel yang diambil berupa pancang, dan lingkup 2 meter sampel yang diambil berupa semak. Nantinya dalam satu tim terdiri dari tiga orang yang masing-masing bertugas untuk mencatat hasil analisa sampel, pendokumentasian sampel, dan pengukuran terhadap sampel yang memiliki batang. Pada strata pohon, saat pengambilan sampel sekaligus pemasangan mika yang berisi nama dari jenis pohon yang dijadikan sampel.

Pendokumentasian tumbuhan
Kelas pertumbuhan ditentukan berdasarkan diameter tumbuhan. Diameter ini didapat dengan mengukur keliling tumbuhan. Diameter tumbuhan dicatat dalam kertas kalkir untuk kemudian akan diolah datanya dalam penentuan stratanya. Selain itu, pengambilan titik koordinat juga dilakukan untuk mengetahui posisi dari titik tiap patok yang menjadi batas pengambilan titik sampel dan posisi pohon yang berhasil didata oleh tim.


Pengukuran keliling pohon dengan meteran
Untuk mendukung proses pengenalan Hutan Belajar, pohon yang telah berhasil diidentifikasi langsung diberi label nama. Label hanya dipasang jika pohon tersebut telah berhasil diidentifikasi oleh tim, jika pohon tersebut belum teridentifikasi maka data sampel berupa foto diambil untuk membantu proses pengidentifikasian selanjutnya.
 
Kegiatan Analisis Vegetasi di kawasan Hutan Belajar Desa Yeh Embang Kauh berlangsung sejak tanggal 6-10 Maret 2021. Analisis yang dilakukan oleh divisi konservasi didukung penuh oleh Basebali dan Yayasan IDEP selaras Alam. Nantinya hasil analisis yang berhasil dihimpun oleh tim, akan diberikan kepada Yayasan IDEP dan Basebali untuk mendukung data pohon di kawasan Hutan Belajar. Diharapkan melalui analisis vegetasi yang dilakukan divisi konservasi ini, dapat membantu pengembangan Hutan Belajar di DesaYeh Embang Kauh, Jembrana.


Foto bersama peserta PTL divisi Konservasi, instruktur, Basebali, dan yayasan IDEP

Jangan lupa saksikan keseruan kegiatan divisi Konservasi dalam link berikut ini!!

Penulis: Anggota PTL divisi Konservasi 2021