Tidak bisa dipungkiri bahwasanya tiada yang kekal selain perubahan, dalam kebudayaan contohnya. Secara fakual terjadi pergeseran budaya dulu dan sekarang. Hal ini bisa dilihat dengan jelas bahwa nilai-nilai kebudayaan yang adi luhur telah tergantikan akibat adanya modernisasi. “Mati agama atau mati adat? Jangan menggunakan paradigma tradisi dalam menilai hal tersebut. Membangun agama berarti membangun negara” tutur Prof. Dr I Nengah Duija M,Si selaku pembicara pertama dalam Seminar Budaya dalam rangkaian Dharma Shanti Penyepian VIII Caka Warsa 1941 dengan “Agama Lan Budaya Pinaka Sarana Nangun Dharma Shanti” sebagai tema kegiatan.
Perubahan yang terjadi merupakan peluang bagi mereka yang mampu memanfaatkannya. Setiap peluang yang diambil senantiasa diikuti dengan resiko, semakin tinggi resiko yang dihadapi semakin tinggi pula keuntungan yang mampu diraih dari suatu perubahan layaknya hukum newton yang menyatakan kemungkinan suatu partikel yang memiliki kemampuan gaya tarik melebihi massanya
Pada kegiatan yang digelar Sabtu (23/03) bertempat di Ruang Nusantara Gedung Agrokompleks Lt. IV oleh Forum Persaudaraan Mahasiswa Hindu Dharma Universitas Udayana (FPMHD-Unud) juga menghadirkan Prof. Dr Ida Bagus Yudha Triguna, MS sebagai pembicara kedua. “karakter merupakan hal yang terpenting dari manusia, kemudian bagaimana kita membangun karakter manusia hindu agar agama hindu di Bali menjadi sakti jagadhita? Bergaullah dengan orang pintar dan bijaksana” pungkas Guru Besar Antropologi IHDN Denpasar itu mengakhiri Seminar Budaya tersebut.