Praktik Lapangan 3 (PL 3)
Praktik lapangan 3 merupakan rangkaian terakhir dari kegiatan Pelatihan Tingkat Dasar (PTD) Angkatan XLI sebelum memasuki Adventure Training Camp (ATC), yang bertujuan untuk mengasah kemampuan peserta dalam melakukan keterampilan di alam terbuka. Adapun keterampilan yang diberikan dalam PL 3 yakni praktik Simpul, Navigasi Darat, Rappelling, Prusikking, dan Panjat Tebing. Kegiatan ini dilaksanakan pada Minggu, 08 Oktober 2023 di Puncak Asmara, Desa Kampial, Kuta Selatan dan dihadiri oleh 72 peserta PTD Angkatan XLI.
Pos Pos Keterampilan PL 3
Setiap langkah adalah tantangan yang mendebarkan. Kegiatan di alam terbuka tentu akan ada resiko yang menunggu. Dalam PL 3 ini, peserta bukan serta merta hanya melakukan praktik fisik, tetapi juga pengembangan diri dan kepercayaan. Pengetahuan yang diberikan, dilaksanakan untuk menghindari resiko yang ada. Terdapat 5 pos keterampilan kepecintaalaman yaitu pos Simpul, Navigasi Darat, Rappelling, Prusikking, dan Panjat Tebing.
Pos Simpul
Pembuatan simpul dalam kepecintaalaman memiliki peran krusial untuk memastikan keselamatan dan keberhasilan petualangan. Simpul dapat digunakan sebagai alat pengaman, seperti panjat tebing, rappelling, atau prusikking. Simpul juga menjadi fondasi yang kuat untuk membangun tenda, membuat peralatan darurat, atau mengikat barang. Dengan menguasai teknik pembuatan simpul, para pecinta alam dapat memperkaya pengalaman mereka dan merasa lebih percaya diri dalam menjalani petualangan di alam terbuka.
Pos Simpul merupakan pos pertama. Pada pos simpul, para peserta mempraktikkan pembuatan simpul dasar yaitu square knot, figure of eight knot, girth hitch, clove hitch, bowline knot, fisherman knot, prusik knot serta pembuaan tali body. Semua peserta selanjutnya dibagi menjadi empat kloter dengan maksimal 20 orang setiap kloter, masing-masing kloter bergilir memasuki pos yang berbeda.
Pos Navigasi Darat
Navigasi darat dalam kepecintaan alam memiliki peran penting dalam memandu para pecinta alam untuk menjelajahi dan mengeksplorasi alam. Navigasi Darat melibatkan pemahaman tentang peta, kompas, dan kemampuan membaca medan untuk menentukan arah dan lokasi.
Pada pos navigasi darat, peserta diperkenalkan alat-alat navigasi darat dan cara penggunaannya. Peserta juga mempraktikkan orientasi peta serta mencari azimuth dan back azimuth dengan membidik objek di medan terbatas. Keterampilan bernavigasi ini menjadi dasar yang sangat penting untuk dikuasai tiap peserta. Karena pada setiap pengembaraan di alam bebas, kemampuan bernavigasi yang baik akan menghindarkan seseorang dari situasi yang tidak diinginkan.
Pos Rappelling
Rappelling adalah teknik turun dari ketinggian menggunakan tali. Biasanya digunakan dalam kegiatan petualangan atau penjelajahan alam, rappelling melibatkan penggunaan peralatan khusus seperti tali, harness, dan descender untuk mengontrol kecepatan penurunan dan memastikan keselamatan. Teknik rappelling digunakan dalam kegiatan panjat tebing, susur gua, atau saat turun dari struktur tinggi seperti tebing atau tebing curam.
Pada pos rappelling, peserta diberikan pengenalan alat, sistem penguncian, dan tentunya teknik rappelling dengan standar dan prosedur yang benar. Sebelum menuruni tebing, peserta diberikan waktu untuk simulasi terlebih dahulu secara satu per satu. Peserta melakukan praktik rappeling dengan menggunakan descender figure of eight pada tebing setinggi kurang lebih 20 meter.
Pos Prusikking
Prusikking adalah keterampilan teknis yang memadukan keahlian memasang simpul prusik dengan penggunaan tali untuk menaiki atau menuruni ketinggian dan kondisi medan yang sulit. Saat melakukan prusikking, seseorang menggunakan simpul prusik yang ditempatkan pada tali utama, dan simpul ini berfungsi sebagai kendali saat mendaki atau turun.
Pada pos prusiking, peserta mempelajari alat-alat prusiking serta teknik ascending dan descending. Pada praktik ascending maupun descending, peserta menerapkan simpul prusik yang telah dipelajari dari pos sebelumnya beserta dengan teknik yang sudah diberikan oleh instruktur.
Pos Panjat Tebing
Panjat tebing adalah kegiatan yang melibatkan mendaki dinding atau formasi batuan dengan berbagai kemiringan. Panjat tebing mencakup berbagai teknik dan peralatan, seperti menggunakan tali pengaman, harness, dan sepatu khusus, untuk memastikan keselamatan. Selain sebagai olahraga ekstrem, panjat tebing juga diakui sebagai kegiatan yang membangun kepercayaan diri, ketekunan, dan koneksi dengan alam.
Pada pos panjat tebing, peserta diperkenalkan dasar-dasar mengenai panjat tebing, seperti pengenalan alat, aturan, dan komunikasi pemanjatan. Selanjutnya, tiap peserta mempraktikan panjat tebing dengan teknik top rope.