Gunung Puncak Bon merupakan sebuah pegunungan yang terletak di Desa Belok/Sidan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali. Puncak Gunung Puncak Bon biasa dikenal sebagai Puncak Entap Sai Bon. Gunung ini memiliki tinggi 1.852 meter diatas permukaan laut. Terdapat dua jalur menuju Gunung Puncak Bon yaitu jalur Desa Belok, Dusun Jempanang dan jalur Desa Belok, Dusun Bon dengan jarak tempuh yang bervariasi mulai 2,5-4 jam perjalanan. Tim Mini Tryout Divisi Hutan Gunung akan melakukan pemetaan sekaligus melakukan praktik Navigasi Darat sepanjang jalur pendakian Gunung Puncak Bon.

Gunung Penglilingan merupakan pegunungan yang administrasinya terletak di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Bali. Gunung ini memiliki ketinggian 2.153 meter diatas permukaan laut. Terdapat beberapa jalur untuk menuju puncak gunung ini yaitu jalur Pura Yeh Ketipat, Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng memiliki waktu tempuh sekitar 4 jam dengan jarak sekitar 14 km dan jalur yang terhubung melalui Gunung Puncak Bon. Tim MTO akan melakukan pemetaan jalur pendakian dari Gunung Puncak Bon hingga Gunung Penglilingan dan melakukan praktik Navigasi Darat sepanjang jalur pendakian.

Gunung Catur atau yang lebih dikenal sebagai Puncak Mangu merupakan pegunungan yang terletak di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali. Gunung ini memiliki tinggi 2.096 meter diatas permukaan laut. Sudah terdapat jalur pendakian di gunung ini yang sudah sering kali dilewati oleh warga. sekitar yaitu melalui Desa Pelaga karena pada Gunung Catur terdapat Pura yang bernama Pura Puncak Mangu, terdapat beberapa jalur lain untuk menuju puncak ini yaitu melalui Bedugul dari barat daya dan melalui Wanagiri dari barat laut. Tim MTO Divisi Hutan Gunung akan melakukan pemetaan jalur pendakian sepanjang jalur Gunung Penglilingan - Gunung Catur.

Perjalanan menuju Gunung Catur

Mini Tryout (MTO) merupakan salah satu kegiatan yang wajib diikuti dan diselesaikan oleh Calon Anggota Mahasiswa Pecinta Alam “Wanaprastha Dharma” Universitas Udayana (Mapala “WD” Unud) yang merupakan bagian dari tahap Masa Bimbingan (Mabim) dalam rangkaian Pelatihan Tingkat Dasar (PTD) Angkatan XLI Mapala “WD” Unud. Kegiatan Mini Tryout Calon Anggota Mapala “WD” Unud Angkatan XLI Divavigasi Darat seperti resection, intersection, guide punggungan serta melakukan pendataan flora dan fauna sepanjang jalur pendakian Gunung Puncak Bon - Gunung Penglilingan, - Gunung Catur.

Dalam Mini Tryout Divisi Hutan Gunung ini, terdapat 12 peserta yang merupakan Calon Anggota (CA) Mahasiswa Pecinta Alam “Wanaprastha Dharma” Universitas Udayana (Mapala “WD” Unud) menjalani perjalanan selama tiga hari dua malam yang dilaksanakan pada Sabtu, 20 Januari 2024 hingga Senin, 22 Januari 2024. Rute yang dilalui calon anggota melewati Gunung Puncak Bon dari Banjar Bon, Gunung Penglillingan, dan turun melalui Gunung Catur atau yang dikenal sebagai Puncak Mangu menuju Banjar Tinggan.

Foto bersama sebelum menuju lokasi MTO.

A. Jalur Pendakian
1. Parkiran Puncak Bon - Puncak Bon
Calon anggota memulai pendakian dari parkiran di salah satu rumah warga di jalur pendakian Gunung Puncak Bon, tim mengawali perjalanan dengan jalur jalanan setapak berpaving dan anak tangga dan dilanjutkan dengan jalanan setapak dari tanah dengan perjalan dengan estimasi waktu sekitar 3 jam 40 menit, perjalanan calon anggota cukup memakan waktu dikarenakan di tengah perjalanan calon anggota melakukan beberapa praktik navigasi darat seperti teknik penguncian kompas baseplate, dan resection namun terhalang dengan vegetasi yang lebat. 

Calon Anggota melakukan praktik Navigasi Darat

Sebelum mencapai Puncak Bon, calon anggota singgah di Pura Pengubengan Bon untuk bersembahyang dan melakukan praktik navigasi darat berupa resection dengan membidik dua puncak gunung yaitu Gunung Catur dan Gunung Puncak Bon. Di dekat Puncak Bon, terdapat sebuah batu yang menurut cerita masyarakat dahulu dijadikan patokan perbatasan antara Kecamatan Petang, Kecamatan Kintamani, dan Kecamatan Kubutambahan.

2. Gunung Puncak Bon - Gunung Penglilingan
Calon anggota kemudian melanjutkan perjalanan ke Gunung Penglilingan pada hari kedua, melewati medan licin, punggungan curam, dan vegetasi lebat dengan estimasi perjalanan sekitar 3 jam 41 menit. Dalam perjalanan menuju ke puncak Penglilingan ini sangat menguras tenaga dan penuh perjuangan bagi calon anggota dikarenakan saat sedang menaiki puncak, kondisi sedang hujan sehingga membuat medan tanah menjadi licin. Selama melakukan perjalanan, tim melakukan dokumentasi flora dan fauna. Salah satu calon anggota menemukan jerat pemburu yang dipasang sepanjang jalur pendakian, namun tim melepaskan jerat tersebut untuk mengantisipasi jeratan terkena bintang yang dilindungi di area tersebut.
Calon Anggota melepaskan jerat pemburu

3. Gunung Penglilingan - Gunung Catur (Puncak Mangu)
 Perjalanan tak berakhir di puncak Gunung Penglilimgan. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan menghadapi tantangan baru saat melanjutkan ekspedisi ke Gunung Catur (Puncak Mangu). Walaupun rute yang dilalui dekat namun kondisi medan yang menanjak dan licin setelah cuaca hujan serta vegetasi yang semakin lebat menjadi tantangan tersendiri bagi calon anggota saat melewatinya, estimasi perjalanan dari puncak Gunung Pengelengan menuju Puncak Mangu (Gunung Catur) sekitar 1 jam 13 menit. Selama perjalanan, tim disuguhkan dengan pemandangan indah danau beratan dengan latar pegunungan dari Gunung Tapak, Gunung Pohen, dan Gunung Adeng.

4. Gunung Catur (Puncak Mangu) - Parkiran Puncak Mangu
 Setelah perjalanan yang panjang, perjalanan calon anggota mencapai puncak Gunung Catur diakhiri dengan menuruni gunung tersebut melalui jalur yang telah tersedia menuju Parkiran Puncak Mangu. Medan tanah yang beranak tanggal serta vegetasi yang tidak terlalu lebat memudahkan calon anggota untuk melewati jalur tersebut. Sambil menelusuri jalur yang luas, calon anggota menemui dua percabangan, namun keduanya membawa calon anggota pada satu titik yang sama. Di tengah perjalanan setelah melewati Pos 4, calon anggota menemukan sebuah pura yang memiliki sebuah sumber mata air di belakang area pura tersebut. Sebuah momen spiritual yang kental terasa pada pura ini, para calon anggota beristirahat sementara sembari mengisi ulang persediaan air minum. Perjalanan dilanjutkan hingga parkiran Pura Puncak Mangu, dan dengan demikianlah berakhirnya perjalanan calon anggota yang penuh petualangan, di mana alam dan spiritualitas menyatu dalam keindahan 3 atap negeri yang ada di pulau Bali.